Konsumen.WahanaNews.co | Jika pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi seperti pertalite dan solar, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono memaparkan dampak yang bakal terjadi.
Menurutnya dampak ke inflasi sudah pasti. Tapi selain itu, akan ada dampak ikutan yang memberi tekanan ke sektor lainnya.
Baca Juga:
Bikin Rontok Subsidi BBM, Ini Dampak Perang Iran Vs Israel ke RI
"Ya kalau BBM naik itu akan menyebabkan harga-harga di beberapa sektor lain akan meningkat dan itu akan berdampak ke inflasi," kata dia dalam konferensi pers, Kamis (1/9).
BBM adalah komponen inflasi yang masuk dalam harga yang diatur pemerintah. Ia mengatakan risiko kenaikan itu bisa dilihat saat harga BBM non subsidi naik pada April 2022 lalu.
Saat itu, dampaknya langsung terlihat ke banyak sektor.
Baca Juga:
Geopolitik: Serangan Iran ke Israel Berpotensi Dampak Ekonomi Indonesia
"Makanya ini jadi penting untuk jadi perhatian ke perkembangan inflasi, karena komoditas ini memberikan multiplier effect ke ekonomi yang cukup besar," imbuhnya.
Selain harga BBM, BPS juga mengatakan pemerintah perlu memperhatikan komoditas bahan bakar rumah tangga seperti LPG, dan tarif listrik. Sama dengan BBM, kenaikan komoditas ini juga memberikan dampak luas.
Pada Agustus 2022, bahan bakar rumah tangga memberikan andil ke inflasi sebesar 0,28 persen, bensin sebesar 0,20 persen dan tarif listrik sebesar 0,04 persen.