Forwamki.id | Pada penelitian tahun 2019 yang dipresentasikan di European Academy of Dermatology and Venereology (EADV) Congress menyebutkan bahwa orang yang berjerawat lebih sering mengonsumsi produk susu.
Melansir detikcom, penelitian tersebut melibatkan 6.700 peserta di Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Eropa. Dalam riset juga dilihat faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi timbulnya jerawat.
Baca Juga:
4 Tips Mengajarkan Anak untuk Berbagi yang Bisa Orang Tua Terapkan
Para peneliti melakukan tinjauan exposome, yakni ukuran dari semua paparan atau ekspos (gaya hidup, pola makan, dan lingkungan) seseorang pada seumur hidupnya dan seberapa besar dampaknya pada kesehatan mereka.
Hasilnya, nyaris 50 persen dari peserta yang berjerawat mengonsumsi produk susu setiap hari. Hasil lain juga ditemukan adanya kaitan konsumsi harian minuman manis seperti soda atau jus dan mengonsumsi makanan seperti pastri dan cokelat.
Meski penelitian menunjukkan keterkaitan antara jerawat dan konsumsi susu, namun secara pasti minum susu tidak benar-benar disimpulkan bisa menyebabkan jerawat.
Baca Juga:
4 Tips Memulai Obrolan Menyenangkan Bersama Pasangan
Dr Fran E. Cook-Bolden, dokter kulit dan dokter bedah kosmetik di Moun Sinai Health Systems menjelaskan bahwa yang perlu diketahui orang adalah adanya kaitan protein dalam susu yang bisa berdampak pada genetik kulit.
Dampak ini bisa berujung inflamasi atau memengaruhi produksi minyak yang nantinya akan menimbulkan jerawat.
"Ada dua alasan mengapa susu terkait dengan jerawat, dan saya ingin memulai dengan menyebut sebuah kutipan 'Gula adalah racun'. Susu mengandung laktosa, yakni sebuah bentuk dari gula," terangnya.
"Kami punya banyak bukti, walau mekanismenya pastinya belum jelas bahwa gula menstimulasi terjadinya inflamasi, tak hanya soal jerawat namun pada beberapa penyakit lainnya," imbuh Dr Fran E. Cook-Bolden.
Senada dengan hal ini, melalui laman resmi Fakultas Keperawatan, Unair menjelaskan bahwa susu jelas dapat mengiritasi seseorang yang memiliki intoleransi laktosa.
Hal ini bisa menimbulkan masalah lain yakni kesulitan mencerna kasein protein yang ditemukan dalam susu sapi.
Ketika kasein tidak dicerna dengan baik, maka kasein akan masuk ke dalam darah, membuat sistem kekebalan tubuh bereaksi, menyebabkan peradangan, dan munculnya jerawat.
Selain itu, susu juga mengandung lebih dari 60 hormon yang pada akhirnya dapat menyebabkan munculnya jerawat.
"Proses pasteurisasi akan menghilangkan banyak komponen yang menguntungkan dari susu dan homogenisasi menciptakan lemak yang asing bagi kebanyakan sistem pencernaan manusia," tulis keterangan di laman ners.unair.ac.id. [JP]