Forwamki.id | Maraknya kasus hepatitis misterius yang menyerang anak-anak pada beberapa negara, baru-baru ini Kemkes RI merilis 3 kasus diduga hepatitis misterius yang menyerang anak-anak di Indonesia.
Berbagai spekulasi muncul terkait penyebab hepatitis misterius ini. Di antaranya vaksin Covid-19 yang diduga menjadi salah satu penyebab kasus ini.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Ini didasari asumsi ada sebagian vaksin Covid-19 yang memanfaatkan adenovirus sebagai 'pengantar' materi. Sebagai contoh salah satu yang populer adalah vaksin AstraZeneca.
Dokter Spesialis anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dr dr Hanifah Oswari, SpA(K), menegaskan bahwa tidak adanya kaitan antara kasus hepatitis misterius yang terjadi belakangan ini dengan vaksin Covid-19.
"Itu tidak benar, bahwa tidak ada bukti bahwa itu karena vaksin Covid. Memang ada berhubungan dengan virus ya, tapi itupun belum dikonfirmasi berhubungan secara langsung," bebernya dalam konferensi pers Kementerian Kesehatan RI, dilansir detikcom Kamis (5/5/2022).
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
Ia berpendapat bahwa penyebab hepatitis misterius ini saja belum bisa ditentukan dengan pasti, maka tidak bisa dikaitkan dengan vaksin Covid.
"Menghubungkan virus Covid sendiri dengan penyakitnya saja sudah belum bisa ditentukan, apalagi dengan vaksin Covid nya. Pada saat ini berita seperti itu sepertinya perlu diluruskan," jelasnya.
Sementara itu, Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menegaskan bahwa belum ada keterkaitan antara adenovirus yang digunakan untuk vaksin Covid-19 dengan kasus hepatitis misterius yang menggemparkan dunia.
"Tapi juga tidak ada bukti untuk dikaitkan, timbulnya akibat adanya vaksinasi Covid-19. Walaupun ada satu jenis vaksin Covid yang menggunakan adenovirus," jelas Dicky.
Penegasan ini diperkuat dengan fakta bahwa sebagian besar kasus hepatitis misterius terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun. Sementara itu, di banyak negara termasuk Indonesia, usia 5 tahun ke bawah termasuk kelompok yang belum dapat menerima vaksinasi Covid-19.
"Ini artinya menunjukkan vaksin itu efektif. Itu pesan pentingnya," pungkasnya. [JP]