Forwamki.id | Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengapresiasi inisiatif-inisiatif untuk mengembangkan jiwa wirausaha masyarakat. Mendag juga menyampaikan, Kementerian Perdagangan mendukung penuh upaya pemberdayaan dan pengembangan ekonomi umat melalui pendidikan berwirausaha.
Hal tersebut disampaikan Mendag Zulkifli Hasan saat menghadiri penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian Perdagangan dan Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (PBMA) sekaligus peletakan batu pertama pembangunan Mathla’ul Anwar Boarding School di Pandeglang, Banten, Minggu (11/9).
Baca Juga:
Elektabilitas PAN Tetap Kokoh di Urutan Keenam Menurut Survei IPO Terbaru
“Kementerian Perdagangan mendukung penuh kerja sama dengan Pengurus Besar Mathla’ul Anwar dalam sinergi pemberdayaan dan pengembangan ekonomi umat melalui program peningkatan kapasitas kewirausahaan sumber daya manusia. Melalui kerja sama ini, Kemendag mengajak pondok-pondok seperti Mathla’ul Anwar untuk dapat mencetak saudagar. Jadi, selain mengembangkan ilmu agama, pondok juga didorong untuk mengembangkan teknologi dan ilmu perniagaan,” kata Mendag Zulkifli Hasan.
Nota kesepahaman ditandatangani oleh Mendag Zulkifli Hasan dan Ketua Umum PBMA Embay Mulya Syarief. Kegiatan tersebut turut dihadiri Wakil Ketua MPR RI Yandri Susanto, Sekretaris Jenderal Kemendag Suhanto, dan Plt. Gubernur Banten Al-Muktabar.
Dalam sambutannya, Mendag Zulkifli Hasan mengungkapkan santri-santri di pondok pesantren juga harus mempelajari ilmu perdagangan. Hal ini menjadi penting terutama karena Indonesia turut bersaing dengan negara-negara lain dalam perdagangan global.
Baca Juga:
K.H. Asep Syaifuddin: Zulhas Tidak Mungkin Menistakan Agama, Kata Ketua Pergunu
Mendag Zulkifli Hasan juga menambahkan, dalam membentuk SDM yang hebat diperlukan keseimbangan intelektual, emosional, spiritual, dan kondisi tubuh yang sehat agar menjadi wirausaha dan pelaku usaha yang dapat menguasai pasar dunia.
“Berdagang juga harus dipelajari. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi kita untuk menciptakan wirausahawan-wirausahawan baru yang berasal dari generasi muda para santri milenial yang masih sangat produktif. Sehingga, nantinya diharapkan akan ada ustaz dan ustazah yang juga merangkap sebagai saudagar,” kata Mendag Zulkifli Hasan.
Mendag menambahkan, untuk mencetak lebih banyak wirausahawan, Kemendag memiliki berbagai fasilitas program pembinaan, pelatihan, dan pendampingan untuk meningkatkan daya saing UKM serta untuk menciptakan UKM ekspor. Mendag menaruh harapan, lulusan Mathla'ul Anwar akan menjadi wirausahawan dan eksportir andal.
“Pendidikan kewirausahaan harus ditanamkan sejak dini, salah satunya melalui bangku sekolah. Hal ini dianggap penting sebagai salah satu modal utama terciptanya generasi muda yang unggul, kreatif, dan menguasai teknologi sehingga dapat bersaing di pasar global,” pungkas Mendag Zulkifli Hasan.
Potensi Pengembangan Ekonomi Syariah
Sebelum menghadiri penandatanganan nota kesepahaman di Pandeglang, Mendag Zulkifli Hasan juga menghadiri peresmian Pondok Pesantren Mahad Islam Rafiah Akhyar di Serang, Banten, Minggu (11/9). Mendag mengungkapkan, besarnya populasi muslim di Indonesia berarti potensi yang besar dalam mengembangkan ekonomi syariah.
“Penduduk muslim di Indonesia adalah 87,2 persen dari populasi. Dengan besarnya populasi muslim ini, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan sektor keuangan dan ekonomi syariah yang dapat berkontribusi dalam perekonomian nasional,” kata Mendag Zulkifli Hasan.
Mendag pun mengatakan, pendidikan berperan penting dalam menyiapkan generasi yang kompeten untuk membangun Indonesia di masa mendatang. Mendag Zulkifli Hasan berpesan agar lembaga pendidikan seperti pesantren dapat mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul dan dapat berkontribusi di bidang ekonomi. [JP]