Forwamki.id | Seorang wanita bernama Elizabeth Holmes begitu dipuja pada enam tahun lalu, terlebih begitu majalah Forbes mendeklarasikannya sebagai 'the world's youngest self-made female billionaire' dan 'The Next Steve Jobs'. Kini, semua berubah karena ia didakwa sebagai penipu miliaran dollar dari para investornya.
Bagaimana cerita soal Elizabeth Holmes? Sebelum dihadapi ancaman berpuluh tahun di penjara, ia adalah seseorang yang putus kuliah (dropout). Ia diketahui membohongi pemerintah dan beberapa orang kaya dunia seperti Rupert Murdoch, Henry Kissinger and Larry Ellison.
Baca Juga:
5 Negara dengan Miliarder Terbanyak di Dunia
Penipuan yang dilakukan Holmes adalah membuat narasi bahwa ia berhasil membuat alat tes dari berbagai kondisi kesehatan hanya dengan sedikit darah. Tentu saja, tesnya tidak berkerja, terlebih Holmes ternyata tidak memiliki riwayat pelatihan medis dan semacamnya.
Perusahaannya pun dituduh sering mengeluarkan hasil tes yang salah. Seorang pasien yang diuji darahnya disebut keguguran ketika sedang hamil, yang lainnya diberitahu positif HIV padahal tidak.
Setelah sejumlah penyelidikan, perusahaan yang pada satu titik bernilai lebih dari USD 9 miliar itu akhirnya runtuh di tahun 2018. Hukum California membuat Holmes terjerat atas empat tuduhan penipuan dan konspirasi untuk melakukan penipuan.
Baca Juga:
Forbes Nobatkan BRI sebagai Perusahaan Terbesar di Indonesia
Kisah dari Elizabeth Holmes
Holmes pada awalnya berharap untuk meniru kakek buyutnya. Kakek buyutnya ikut mendirikan Fleischmann's Yeast yang merevolusi industri pembuatan roti di akhir 1800-an. Pada usia sembilan tahun, dia memberi tahu ayahnya bahwa apa yang benar-benar dia inginkan dari kehidupan adalah menemukan sesuatu yang baru, dengan kata lain menjadi seorang penemu.
Saat menjadi mahasiswa berusia 19 tahun di Stanford University, dia pikir dia telah menemukan mimpinya. Ia pun mendirikan Theranos pada tahun 2003. Penuh dengan kepercayaan diri, dia meyakinkan orang tuanya untuk membiarkan dia keluar dari universitas dan menguangkan dana pendidikan yang telah mereka siapkan untuknya. Dia menggunakannya untuk menyewa lab dan mempekerjakan karyawan pertamanya.
Keinginan Holmes untuk meningkatkan pengujian medis didorong oleh keengganan keluarga terhadap jarum suntik, yang dapat menyebabkan ibu dan neneknya pingsan saat melihat darah.
"Saya benar-benar percaya bahwa jika kita berasal dari planet asing dan kita duduk di sini dan berkata, 'Oke, mari kita bertukar pikiran tentang eksperimen penyiksaan', konsep menusukkan jarum ke seseorang dan menghisap darah secara perlahan, sementara orang tersebut menonton, mungkin memenuhi syarat," katanya kepada New Yorker pada tahun 2014.
Holmes kerap berpenampilan seperti Steve Jobs, dengan mengenakan turtleneck hitam. Ia pun dengan cepat menjadi bintang dan berbicara di depan umum. Ia bahkan mengisi konferensi TedMed pada tahun 2014.
Kisah-kisah penipuan Holmes mulai terungkap pada tahun 2015. Dengan segera, setelah Theranos mencapai rekor penilaian USD 9 miliar, reporter Wall Street Journal John Carreyrou memulai penyelidikan keabsahan tes perusahaan.
Ketika Carreyrou pergi ke Holmes untuk memberikan komentar atas ceritanya, dia meminta pemilik Journal, Rupert Murdoch - seorang investor Theranos - untuk mencegah publikasinya.
Namun tetap saja, sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya akan jatuh juga. Demikian melansir The detikcom, Jumat (28/1/2022). [JP]