Forwamki.id | Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) berharap dengan mergernya PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo I, II, III, dan IV menjadi Pelindo mampu meningkatkan efisiensi dan memangkas biaya logistik yang masih tinggi menjadi setengahnya.
Kepala Badan Logistik dan Rantai Pasok Kadin, Akbar Djohan, mengatakan, mergernya Pelindo akan mewujudkan sinergi BUMN di bidang pelabuhan dengan standarisasi operasional yang selalu sama, sehingga dapat meningkatkan efisiensi logistik nasional.
Baca Juga:
Pelindo Jelaskan Tantangan Pengembangan Terminal Penumpang Pelabuhan Sampit
"Dengan merger ini juga diharapkan biaya logistik khususnya di pelabuhan bisa turun hingga 50 persen," kata Akbar dalam sebuah diskusi virtual, Sabtu (20/11/2021).
Menurutnya, bila biaya logistik bisa turun minimal setengahnya, maka persepsi dari para investor dan pasar global juga akan berubah sehingga Indonesia dapat ikut bersaing dengan negara lainnya.
"Kalau sekarang [biaya logistik] 24 persen, [turun] setengahnya sudah luar biasa dan akan jauh meningkatkan persepsi daripada investor dan juga market di dunia bahwa berbisnis di Indonesia biaya logistiknya sudah bisa bersaing," ujarnya.
Baca Juga:
Pelindo-Indomaret Berkolaborasi Sediakan 400 Tiket Gratis Bagi Pemudik
Lebih lanjut dia menuturkan, mergernya Pelindo akan berdampak pada lima komponen.
Diantaranya, efisiensi operasional, meningkatkan produktifitas di kawasan pelabuhan, penurunan harga barang, pertumbuhan ekonomi nasional, serta peningkatan koordinasi pengembangan di kawasan-kawasan industri.
Akbar menambahkan, tujuan dari merger Pelindo ini tidak lain adalah membangun dan meningkatkan konektivitas nasional dan standarisasi pelayanan pelabuhan.
"Selain itu juga bagaimana meningkatkan layanan logistik, meningkatkan skala usaha, dan menciptakan layanan pelabuhan yang semakin baik," imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Strategi PT Pelabuhan Indonesia (Persero), Prasetyo, menyebut biaya logistik di Indonesia cukup tinggi, yakni 23 persen dari Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB).
Bila dibandingkan negara lain, seperti Singapura, Malaysia, bahkan Vietnam, Indonesia masih kalah bersaing.
Dia berharap, dengan adanya merger Pelindo I, II, III, dan IV menjadi Pelindo, biaya logistik ini bisa dioptimalkan seiring dengan meningkatnya kinerja Pelindo.
"Kita bisa melakukan efisiensi dalam beberapa strategi kita dalam melakukan peningkatan kapasitas. Kita juga melakukan standarisasi SDM, kemudian juga kita juga lebih efisien dalam hal capex-nya dalam berinvestasi," tutur Prasetyo. (JP)