Forwamki.id | Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menegaskan kemitraan antarnegara menjadi kunci untuk menciptakan rantai nilai global (global chain value/GVC) yang lebih hijau.
Kemitraan ini diyakini dapat mempermudah akses alat dan teknologi yang lebih canggih untuk memperkuat hasil. Selain itu, juga sinergi pemerintah dan swasta harus terus didorong untuk menghadapi tantangan multidimensi.
Baca Juga:
Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kemendag: Pada 2025, Ekspor Perlu Tumbuh 7-10 Persen
Hal ini diungkapkan Wamendag Jerry saat menjadi panelis dalam WTO Public Forum 22 yang mengusung tema “Greening Global Value Chains”. Turut hadir Direktur Eksekutif CSIS Indonesia Jose Rizal Damuri.
“Kemitraan antarnegara menjadi kunci untuk menciptakan GVC yang lebih hijau. Pemerintah Indonesia sesuai dengan tema Kepresidenan G20 ‘Recover Together, Recover Stronger’ akan meningkatkan kemitraan menuju penghijauan rantai nilai global,” ujar Wamendag Jerry.
Wamendag Jerry mengatakan, salah satu peran yang dapat dilakukan negara maju untuk mendukung negara berkembang bertransformasi menjadi ekonomi yang hijau, antara lain dengan memberikan dana, menyediakan teknologi, dan membantu pengembangan pendidikan dan pelatihan dengan menggandeng ilmuwan kedua negara.
Baca Juga:
Cumi Beku dan Produk Rumput Laut Indonesia Jadi Primadona di Pameran Boga Bahari Korea Selatan
“GVC menjadi hal penting dan menjadi komitmen dari anggota G20. GVC memberikan banyak manfaat, khususnya bagi para pelaku usaha di berbagai lapisan untuk turut berpartisipasi di pasar global. Selain itu, juga memberikan kesempatan yang luas bagi para pelaku usaha untuk mengakses pengetahuan dan modal di luar ekonomi domestik,” kata Wamendag Jerry.
Menurut Wamendag Jerry, GVC dapat meningkatkan pertumbuhan yang inlusif dan berkelanjutan, menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih baik, serta mengurangi kemiskinan. GVC menjadi sarana penting untuk meningkatkan partisipasi negara berkembang dalam perdagangan global.
Selain itu, Wamendag Jerry juga mengungkapkan, perubahan iklim merupakan tantangan paling mendesak yang dihadapi manusia abad ke-21.
“Perubahan iklim diperkirakan terus meningkat. Ini mau tidak mau memaksa kita untuk mengadopsi strategi dan kebijakan pembangunan yang lebih ramah lingkungan. Sehingga, GVC yang lebih hijau sangat penting dan mendesak. GVC menjadi fokus setiap pengentasan perubahan iklim yang serius,” imbuh Wamendag Jerry.
Wamendag Jerry menyampaikan ekonomi yang sebagian besar didasarkan pada pertanian, kehutanan, dan produksi bahan mentah semakin berkembang.
Namun, banyak pelaku usaha khususnya usaha kecil dan menengah (UKM) mungkin kekurangan teknologi dan keahlian yang diperlukan untuk mengelola lingkungan. Tingkatan tahap pembangunan ekonomi yang berbeda memerlukan pendekatan kebijakan yang berbeda pula. [JP]