Forwamki.id | Keunikan motif dan nilai filosofis dibalik Wastra Nusantara atau kain tradisional yang dikreasikan menjadi pakaian muslim merupakan kunci bagi industri fesyen muslim Indonesia untuk memenangkan persaingan di pasar global.
Keberadaan Wastra Nusantara dalam industri fesyen muslim Indonesia inilah yang memberikan nilai keunikan yang tidak dimiliki negara lain.
Baca Juga:
Mudahkan Pelanggan Bayar Listrik, PLN Mobile Jalin Kolaborasi dengan MotionPay
"Beragam jenis kain tradisional Indonesia yang berasal dari daerah Sabang sampai Merauke merupakan kekayaan yang mampu menjadi sumber inspirasi dan kreativitas dalam melahirkan fesyen muslim. Keberadaan Wastra Nusantara dalam industri fesyen muslim Indonesia inilah yang memberikan nilai keunikan yang tidak dimiliki negara lain," ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi pada kesempatan terpisah.
Hal senada juga disampaikan Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kementerian Perdagangan Miftah Farid. “Keunikan wastra nusantara dalam fesyen muslim Indonesia merefleksikan perpaduan yang selaras antara kekayaan kebudayaan Indonesia dengan produk fesyen muslim yang semakin digemari konsumen,” ungkap Miftah.
Hal tersebut disampaikan Miftah pada Seminar dan Kurasi Road to Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2023 yang berlangsung di Yogyakarta, hari ini, Kamis (11/8). Keunikan Wastra Nusantara itu juga yang menjadi tema Seminar Seri Yogyakarta yaitu “Uniqueness of Wastra Nusantara for Muslim Fashion”.
Baca Juga:
Wamendag Roro Serahkan Penghargaan Perlindungan Konsumen 2024 kepada Para Kepala Daerah
Dalam sesi Seminar Road to JMFW 2023 Seri Yogyakarta, hadir sebagai narasumber yaitu Direktur Kuliner, Kriya, Desain dan Fesyen Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Yuke Sri Rahayu; Advisory Board Indonesian Fashion Chamber (IFC) Taruna K. Kusmayadi; dan pemilik produk fesyen muslim Batik Wening Wening Angga.
Seminar tersebut membahas bagaimana Wastra Nusantara menjadikan fesyen muslim Indonesia memiliki ciri khas, bernilai tambah, serta berdaya saing di pasar global. Taruna menyatakan, salah satu tren fesyen lima tahun ke depan adalah keberanian desainer menggabungkan berbagai motif etnik dengan warna-warna berani. “Indonesia dengan kekayaan wastra nusantaranya berpotensi mendominasi industri fesyen dunia,” ujarnya.
Seminar dan Kurasi Road to JMFW 2023 dilaksanakan untuk memetakan dan menyeleksi produk fesyen muslim nasional yang akan ditampilkan di pagelaran JMFW 2023 pada 20-22 Oktober 2022 di ICE BSD City, Tangerang.
Sebelumnya, telah dilaksanakan kegiatan Seminar dan Kurasi Road to JMFW 2023 di tiga kota yakni Semarang, Jawa Tengah pada 28 Juli 2022; Medan, Sumatra Utara pada 14 Juli 2022; serta Bandung, Jawa Barat pada 27-28 Juni 2022. Selanjutnya pada 18 Agustus 2022, kegiatan serupa akan dilaksanakan di kota Surabaya, Jawa Timur yang menjadi lokasi terakhir kegiatan tersebut.
JMFW merupakan platform yang dibentuk Kementerian Perdagangan melalui Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Tujuannya, untuk mempromosikan keunggulan fesyen muslim nasional dan memanfaatkan peluang meningkatkan ekspor produk fesyen muslim Indonesia di pasar global.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor fesyen muslim tahun 2021 tercatat sebesar USD 4,68 miliar atau naik 12,49 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar USD 4,16 miliar.
Sementara itu, nilai ekspor fesyen muslim periode Januari-Mei 2022 tercatat sebesar USD 2,35 miliar atau naik 41,42 persen dibandingkan tahun lalu yang sebesar USD 1,66 miliar. Adapun lima besar negara tujuan ekspor fesyen muslim Indonesia yaitu Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Korea Selatan dan Kanada.
Miftah juga mengajak para pemangku kepentingan terkait untuk menyukseskan JMFW dan menjadikan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia. “Mari kita berkolaborasi menyatukan kekuatan dan sumberdaya yang dimiliki untuk bersama-sama menyukseskan JMFW serta menjadikan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia,” pungkas Miftah. [JP]