WahanaKonsumen.com I Dari makanan sampai tanaman, aplikasi belanja online dan marketplace terus menawarkan berbagai benda untuk dijual online.
Karena tak bisa melihat bentuk barangnya secara fisik, rekomendasi atau review dan percakapan seputar belanja produk pun meningkat di Twitter sampai 175 persen sampai Juni 2021.
Baca Juga:
Diam-diam, Ternyata Pengganti TikTok Shop di RI Sudah Ada
Berdasarkan survei Twitter, konsumen banyak melakukan pencarian dan membicarakan tentang brand,rekomendasi produk,best deal,dan diskon di Twitter. Tereksposnya produk dan brand di Twitter juga berdampak terhadap perilaku konsumen:
1.Meningkatkan keinginan untuk mencari lebih banyak informasi tentang produk (76,6 persen)
2. Meningkatkan keinginan untuk menggunakan kupon atau kode diskon (58,4 persen).
3. Menginspirasi konsumen menghabiskan lebih banyak waktu mencari penawaran terbaik (best deals) (40,5 persen).
"Ulasan di Twitter membantu konsumen untuk memutuskan produk apa yang ingin mereka beli. Pandemi telah mempengaruhi pertumbuhan belanja online karena pergeseran perilaku konsumen yang telah menjadikan belanja online sebagai hal yang lumrah, mengingat mereka lebih banyak berada di rumah selama pandemi. Hal ini sekaligus menunjukkan akselerasi belanja online yang meningkat dari tahun ke tahun," ucap Dwi Adriansah, Country Industry Head, Twitter Indonesia dalam pernyataaannya seperti dilansir dari CNNIndonesia.com.
Baca Juga:
Wamendag Tegaskan Komitmen Pemerintah Kembangkan UMKM
Namun produk apa yang kerap dibeli konsumen secara online? Ini dia jawabannya, :
* perawatan pribadi (50 persen)
* pakaian atau alas kaki (49 persen)
* produk teknologi (33 persen)
* kebutuhan sehari-hari (22 persen)
* peralatan rumah tangga (21 persen)
* obat dan suplemen (14 persen)
* produk asuransi (2 persen). ( ASS )