WHO telah menetapkan empat varian yang masuk kategori ini yaitu B117 Alfa, B1351 Beta, B1617.2 Delta, dan P1 Gamma, dan hanya P1 yang belum teridentifikasi di Tanah Air. Adapun varian Delta ditemukan paling banyak dengan 4.732 kasus di Indonesia, disusul varian Alfa dengan 76 kasus, dan varian Beta 22 kasus.
"Sebagian besar infeksi natural membentuk antibodi yang spesifik untuk virus atau strain virus yang menginfeksi, tidak untuk strain yang lain. Sehingga imunitas alamiah yang terbentuk saat ini mungkin tidak bisa kita andalkan apabila kita kedatangan strain yang baru," jelasnya.
Baca Juga:
Meski Sudah Vaksin, Masyarakat Waspadai Covid-10 Varian Arcturus
Citra menambahkan, sejumlah temuan kasus atau rekaman data warga yang terinfeksi pada gelombang pertama di Januari 2021 dan juga warga yang terinfeksi varian Delta pada gelombang kedua Juni-Juli 2021, serta mereka yang meninggal kala itu, mayoritas mereka belum menerima vaksin covid-19.
Dengan data temuan itu, Citra yakin bahwa salah satu upaya pengendalian covid-19 di Indonesia adalah dengan vaksinasi. Ia berharap, apabila Indonesia mengalami gelombang tiga pada akhir atau awal tahun mendatang, maka sistem kesehatan Indonesia tidak akan kolaps seperti yang terjadi pada Juli lalu.
"Sisir wilayah untuk vaksinasi terutama lansia bisa berperan untuk mitigasi bentuk parah infeksi SARS-COV 2. Kalaupun gelombang tiga terjadi, sistem kesehatan kita tidak lagi menghadapi kasus-kasus berat yang jumlahnya ribuan setiap harinya," kata dia.
Baca Juga:
Korban Keracunan Obat Muncul Lagi, Epidemiolog: BPOM Harus Bertindak
Lebih lanjut, Citra juga mendukung upaya pemerintah untuk menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 secara serempak di seluruh Indonesia pada saat natal dan tahun baru 2022 (Nataru).
Citra menyebut, apabila belajar dari pengalaman lalu, maka setiap libur panjang yang memicu mobilitas tinggi warga juga akan melahirkan lonjakan kasus covid-19. Ia kemudian meminta pemerintah untuk benar-benar serius melakukan pengawasan selama masa pembatasan Nataru mendatang.
"Meskipun kita batasi, mobilitas tetap terjadi, namun tidak semasif apabila tidak diberlakukan pembatasan. Pembatasan kerumunan dan mobilitas sudah sesuai dengan pembelajaran sebelumnya bahwa gelombang kita diawali pada periode Natal-tahun baru serta lebaran, apalagi di negara-negara tetangga saat ini sedang mengalami gelombang delta varian AY.4.2," ujar Citra. (JP)