Budi menjelaskan bahwa skema pembiayaan dari proyek ini adalah BTS (Buy The Service). Kemenhub dalam hal ini menunjuk DAMRI sebagai operator bis listrik buatan PT INKA (Persero) tersebut.
“Target pengoperasian bis setelah melayani event G20 yakni di bulan Desember untuk dioperasikan di Surabaya & Bandung. Untuk biaya juga tergolong efisien. Terkait bis listrik generasi ke 1 memiliki TKDN sekitar 42%. Lalu setelah kami bekerja sama dengan perguruan tinggi & Dikti dalam proyek bis generasi ke 2 BLMP (Bus Listrik merah Putih) TKDN yang diserap menjadi sekitar 56% karena menggunakan baterai lokal ABC yang dirakit oleh ITS dan PT INKA (Persero). Kami juga memohon bantuan untuk pembuatan komponen yang masih import seperti gardan (axle), steering agar dapat dibuat serta diproduksi di Indonesia seluruh jenis TIER dapat mencapai 100%,” papar Budi.
Baca Juga:
Korupsi Dana Talangan PT INKA, Kejati Jatim Tetapkan Eks Dirut Tersangka
Presiden Direktur PT Bakrie and Brothers Anindya Bakrie yang juga hadir pada kesempatan tersebut menyampaikan juga apresiasinya untuk bus listrik buatan PT INKA (Persero). Menurutnya bus produksi PT INKA (Persero) memiliki kualitasi bagus yang didukung juga dengan tingkat TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) yang semakin meningkat.
“Tadi kami sempat mencoba bis listrik buatan PT INKA (Persero), bus nya top bahkan Pak Wamen puas dan semakin percaya diri dikarenakan TKDN yang semakin meningkat dari 40, 50, hingga 70%. Dan semoga dalam kesempatan kolaborasi ini TKDN produk ini dapat menjadi 100%,” tutur Anindya. [JP]