Kemudian, dibutuhkan standar perlindungan pekerja yang lebih adil di bidang pariwisata termasuk dalam hal upah, keseimbangan kehidupan kerja, dan kemungkinan manfaat lainnya.
“Pemerintah perlu meningkatkan standar ketenagakerjaan dengan berkonsultasi bersama serikat pekerja dan bisnis di sektor swasta dengan cara yang dapat mendukung pekerja dengan lebih baik tanpa meninggalkan daya saing sektor pariwisata,” kata Sandiaga.
Baca Juga:
Nonton Aquabike di Danau Toba? Tenang, Ada Shuttle Bus Gratis!
Lalu, memfasilitasi pelaku pariwisata dengan berbagai insentif yang diperlukan dalam menunjang pengembangan diri SDM. Dengan begitu harapannya mereka mampu mendapat lapangan kerja yang lebih baik dan lebih layak.
“Hal ini dapat dilakukan dengan bekerja sama sektor swasta untuk menyusun program yang dapat memacu pertumbuhan produktivitas di bidang pariwisata seperti perusahaan teknologi pariwisata yang dapat menghasilkan pekerjaan di bidang data science atau pemasaran digital. Karena saya yakin, sektor swasta memiliki peran strategis dalam membantu pemulihan pariwisata pascapandemi,” ujarnya.
President and CEO WTTC Julia Simpson menambahkan salah satu hal terpenting yang dapat dilakukan dari pertemuan para Menteri Pariwisata G20 dan pihak swasta adalah menjelaskan nilai sektor pariwisata berbasis masyarakat dalam hal nilainya terhadap keberlanjutan.
Baca Juga:
Shuttle Bus Gratis untuk Kenyamanan Pengunjung Aquabike World Championship 2024 di Danau Toba
“Karenanya, kami sangat siap untuk membantu semua pihak untuk bersama-sama membangun ekosistem pariwisata berkelanjutan,” katanya.
Dalam pertemuan Ministerial Dialogue with Private Sector on the Preliminary Agenda Indonesia’s G20 Presidency & WTTC hadir kurang lebih 42 peserta dari berbagai sektor swasta dan perwakilan negara G20.
Para delegasi pun memberikan berbagai pendapat, gagasan, dan upaya yang telah dilakukan di negara atau organisasi masing-masing untuk mengakselerasi pemulihan di sektor pariwisata. [JP]