Hingga tahun 2025, ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai USD 130 miliar dan diperkirakan akan tumbuh tiga kali lipat, yakni kisaran USD 220 sampai USD 360 miliar pada 2030.
"Saat ini, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dari sisi perdagangan tercermin dari pertumbuhan niaga elektronik (e-commerce) yang signifikan. Ini seiring dengan meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring," jelas Mendag Zulkifli Hasan.
Baca Juga:
Mendag Budi Lakukan Pertemuan Bilateral dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang
Sepanjang semester I-2022, transaksi e-commerce meningkat sebesar 22,1 persen dari tahun sebelumnya dengan nilai mencapai Rp227,8 triliun dan secara volume meningkat sebesar 39,9 persen dari tahun sebelumnya hingga mencapai 1,74 juta transaksi. Transaksi Uang Elektronik (UE) juga tumbuh sebesar 40,6 persen dari tahun sebelumnya, mencapai Rp185,7 triliun.
Ditambahkan Mendag Zulkifli Hasan, tingginya potensi ekonomi digital tersebut tidak lepas dari terus meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia. Saat ini, sekitar 202,6 juta penduduk Indonesia telah memiliki akses terhadap internet. Selain itu, pandemi Covid-19 menjadi momentum akselerasi transformasi perdagangan digital di Indonesia.
"Saat ini pemanfaatan ekonomi digital masih terfokus dalam mempercepat dan mempermudah transaksi, serta meningkatkan akses informasi dan transparansi. Adanya perkembangan teknologi gelombang baru ekonomi digital harus terus didorong untuk lebih dimanfaatkan, bukan sekedar memfasilitasi transaksi, namun juga proses produksi dan logistik," jelas Mendag Zulkifli Hasan.
Baca Juga:
Mendag Budi Lakukan Pertemuan Bilateral dengan Menteri Perdagangan Kanada
Mendag Zulkifli Hasan meyakini, kolaborasi dan kerja sama menjadi kata kunci dalam menghadapi tantangan perdagangan saat ini. "Kami yakin melalui kolaborasi dan dengan dukungan semua pihak serta kerja sama yang baik, perekonomian Indonesia akan semakin membaik," pungkas Mendag Zulkifli Hasan. [JP]