Kedua, inovasi, digitalisasi, dan ekonomi kreatif. Fokus pada bagaimana masyarakat mampu lebih inovatif, kreatif, dan adaptif dalam memasuki tatanan ekosistem ekonomi digital, supaya pelaku ekonomi kreatif ini dapat menjangkau pasar yang lebih luas.
Ketiga women and youth empowerment. Dimana pemberdayaan perempuan dan generasi muda memiliki peran penting dalam kepulihan dan ketahanan masa depan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Di Indonesia sendiri, tercatat pada tahun 2020, ada 53 persen atau 90 juta penduduk Indonesia didominasi oleh kaum milenial dan generasi Z. Hal ini menunjukkan betapa besarnya potensi generasi muda dalam kemajuan sektor pariwisata di masa mendatang.
Baca Juga:
Identitas Wanita Penerobos Iring-iringan Mobil Jokowi di Bali: Penjual Kacamata
Keempat climate action, biodiversity conservations, dan circular economy, dimana penggunaan energi, tanah, air, dan sumber daya makanan pada sektor pariwisata dapat mengurangi emisi karbon.
Dan terakhir, kerangka kebijakan, tata kelola, dan investasi, dengan fokus membuat kebijakan dan langkah-langkah pariwisata yang lebih holistik guna mendukung empat pilar line of action.
Melalui forum internasional ini, Frans Teguh berharap negara-negara G20 dapat memperkuat sinergi agar segala upaya mewujudkan pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif pascapandemi bisa terealisasi.
Baca Juga:
Turut Sukseskan KTT G20, Polri Apresiasi Masyarakat Bali
“Untuk keluar dari pandemi ini kita tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Negara G20 butuh kolaborasi yang apik, sehingga dapat menunjukkan bahwa sektor pariwisata adalah sektor yang tangguh, sektor yang dapat menjadi lokomotif kebangkitan ekonomi dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya,” katanya.
Selain itu, Frans Teguh juga berharap TWG G20 ini akan menghasilkan kesepakatan bersama di antara negara-negara G20 guna mengatasi tantangan yang ada secara menyeluruh dengan mengedepankan kebersamaan dan sustainability. [JP]