"PLN berkomitmen untuk mengurangi penggunaan batu bara dengan pemanfaatan biomassa untuk _co-firing_. Fokus yang saat ini dikejar adalah bagaimana meningkatkan _co-firing_ biomassa untuk PLTU sekaligus menguatkan rantai pasoknya," tambah Edwin.
Sementara itu, Direktur Biomassa PLN EPI Antonius Aris Sudjatmiko, menjelaskan PLN Group telah membangun rantai pasok biomassa yang _sustainable_ untuk memenuhi kebutuhan _co-firing_ dalam jangka panjang. PLN juga dibantu oleh pemerintah untuk menerapkan standar biomassa yang berkualitas.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
"Potensi biomassa kita sangat besar dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Meski di beberapa area memang belum dikembangkan secara maksimal. Saat ini kami telah melakukan pemetaan jenis hingga potensi pasokannya, sekaligus mengatur prosesnya sampai ke pembangkit PLN," ungkapnya.
Dalam peningkatan ekonomi kerakyatan melalui _co_firing,_ PLN telah menjalin kerja sama dengan 12 pemerintah daerah untuk pemanfaatan biomassa sampah.
PLN juga berkolaborasi dengan Perhutani untuk penyediaan biomassa serbuk gergaji dan bersinergi dengan berbagai elemen masyarakat untuk penyediaan biomassa sekam padi, serpihan kayu, hingga cangkang sawit.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
"Melalui program ini, kami tidak hanya bermaksud mengganti batu bara dengan biomassa, tetapi juga membangun rantai pasok biomassa yang andal dengan melibatkan masyarakat. Sehingga dalam penyediaannya punya dampak ekonomi untuk masyarakat secara langsung," tutupnya. [JP]