Export Manager CV. Pasific Harvest Anang Kurniawan mengapresiasi upaya Kemendag dalam mempromosikan produk boga bahari Indonesia melalui kantor-kantor Indonesian Trade Promotion Center (ITPC). Ia mengatakan, produk boga bahari seperti sarden dan ikan tuna berpotensi untuk terus dikembangkan.
“Ikan sarden dan tuna sangat bisa dikembangkan untuk pasar Australia dan Selandia Baru. Hal yang perlu dibenahi bersama adalah segi bahan bakunya. Kami juga berharap ada kemudahan fasilitas pengurusan impor kemasan kaleng dan stabilitas harga bahan baku,” kata Anang dalam sambutan mewakili CV. Pasific Harvest.
Baca Juga:
Elektabilitas PAN Tetap Kokoh di Urutan Keenam Menurut Survei IPO Terbaru
CV. Pasific Harvest merupakan industri pengolahan produk hasil laut seperti sarden kaleng, makerel kaleng, tuna kaleng, ikan beku, tepung ikan, dan minyak ikan. Pasific Harvest didirikan pada 1993 dan berlokasi di Kota Banyuwangi.
Perusahaan telah berkembang sangat pesat sebagai hasil dari komitmen yang kuat dan kini memiliki tiga pabrik di atas lahan seluas kurang lebih 6 hektare.
Pada periode Januari–September 2022, ekspor produk ikan sarden kaleng Indonesia mencapai USD 38,02 juta atau tumbuh 2,11 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Australia sendiri menempati urutan ke-28 sebagai negara tujuan ekspor produk ikan sarden kaleng Indonesia.
Baca Juga:
K.H. Asep Syaifuddin: Zulhas Tidak Mungkin Menistakan Agama, Kata Ketua Pergunu
Pada periode Januari–September 2022, nilai capaian ekspor ikan sarden kaleng Indonesia ke Australia adalah USD 359 ribu. Pada 2021, Indonesia menjadi eksportir andalan produk ikan sarden kaleng urutan ke-7 dunia.
Di tahun tersebut, nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar USD 50,09 juta dengan tren pertumbuhan yang positif sepanjang periode lima tahun (2017–2021) yaitu sebesar 22,38 persen. [JP]