WahanaNews-Konsumen | Organisasi Konsumen Eropa (BEUC) mendesak Badan Perlindungan Konsumen Uni Eropa untuk menyelidiki teknologi dan potensi bahaya bagi manusia, terkait adanya ChatGPT yang merupakan sistem kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/ AI).
Semakin populernya ChatGPT Open AI, yang dapat meniru kecerdasan manusia dan dapat membuat teks dan gambar berdasarkan permintaan telah didukung oleh Microsoft.
Baca Juga:
Konsumen Kini Lebih Memilih Harga Murah Dibandingkan Merek
Langkah tersebut mendorong perusahaan teknologi lain seperti Google Alphabet, divisi cloud Amazon, hingga AWS dan Meta Platform untuk meluncurkan teknologi serupa.
BEUC yang melindungi 46 organisasi konsumen dari 32 negara, mengungkapkan kekhawatirannya dalam sebuah pernyataan pada awal bulan ini, dan mengirimkan surat kepada jaringan otoritas keselamatan konsumen (CSN network), juga mengirimkan ke jaringan otoritas perlindungan konsumen (CPC network).
Organisasi konsumen tersebut mengatakan, konten yang dihasilkan oleh chatbots tampak benar dan dapat diandalkan. Namun, seringkali salah secara faktual. Sehingga, dapat menyesatkan konsumen dan menghasilkan iklan yang menipu.
Baca Juga:
OJK dan FSS Korea Bahas Pengawasan Lintas Batas dan Kerja Sama Keuangan
Konsumen yang lebih muda dan anak-anak lebih rentan terhadap risiko tersebut.
"BEUC dengan demikian meminta Anda untuk menyelidiki risiko yang ditimbulkan oleh sistem AI ini kepada konsumen sebagai hal yang mendesak," ujar Wakil Direktur Jenderal BEUC Ursula Pachl, dalam surat yang dikirimkan kepada CPC network dan Komisi Eropa, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (25/4/2023).
"Untuk mengidentifikasi kehadiran mereka di pasar konsumen dan untuk mengeksplorasi tindakan perbaikan apa yang harus diambil untuk menghindari kerugian konsumen," ujar Pachl lagi dalam suratnya.
Grup tersebut juga meminta Jaringan Keamanan Konsumen (Consumer Safety Network) untuk memulai pertukaran informasi dan penyelidikan terhadap risiko keamanan produk ini.[zbr]