KONSUMEN.net | Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas bertemu dengan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar); Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN); serta perwakilan peternak dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan wilayah sentra lainnya untuk membahas upaya peningkatan harga ayam di kandang.
Pertemuan tersebut berlangsung hari ini, Kamis (1/9) di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta.Hadir dalam pertemuan tersebut yaitu Ketua Umum GOPAN Herry Dermawan dan Ketua Umum Pinsar Indonesia Singgih Januratmoko.
Baca Juga:
Elektabilitas PAN Tetap Kokoh di Urutan Keenam Menurut Survei IPO Terbaru
Zulhas menjelaskan, harga ayam hidup di tingkat peternak saat ini Rp14.000/kg-Rp17.000/kg, atau sangat rendah di bawah harga keekonomian yang seyogianya berkisar Rp21.000/kg-Rp23.000/kg. Sedangkan rata-rata harga nasional daging ayam ras di tingkat eceran berkisar Rp33.000/kg-Rp36.000/kg.
“Gejolak harga tersebut disinyalir terjadi akibat kendala distribusi yang kurang merata serta kondisi supply-demand, yaitu produksi lebih besar dibandingkan permintaan,” urai Zulhas.
Menurut Zulhas, dalam pertemuan tersebut para peternak menyampaikan, gejolak harga yang terjadi saat ini dianggap belum pernah berpihak kepada peternak. Ketika harga berada di atas harga acuan yang diatur dalam Permendag Nomor 07 Tahun 2020, peternak seringkali dimintai keterangan oleh satgas pangan POLRI. Sedangkan ketika harga di bawah harga acuan, peternak merasa belum pernah diberikan bantuan yang konkret oleh Pemerintah.
Baca Juga:
K.H. Asep Syaifuddin: Zulhas Tidak Mungkin Menistakan Agama, Kata Ketua Pergunu
Selain itu, lanjut Zulhas, perlu adanya penyesuaian harga acuan karena sudah terjadi penyesuaian harga akibat kenaikan biaya logistik dan pakan.
“Kenaikan harga pakan dipengaruhi oleh kenaikan harga komponennya antara lain soy bean meal (SBM) atau bungkil kedelai hasil olahan sisa/ampas minyak kedelai yang berasal dari pasokan impor dan jagung. Harga SBM saat ini mulai menurun seiring penurunan harga gandum, namun masih cenderung tinggi,” imbuh Mendag.
Menindaklanjuti hasil pertemuan, Mendag juga menyampaikan rencananya untuk bertemu dengan perusahaan-perusahaan terintegrasi guna membahas upaya peningkatan harga ayam di peternak.
Selain itu, lanjut Mendag Zulkifli Hasan, Kementerian Perdagangan juga tengah berkoordinasi dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk memobilisasi daging ayam ras dari wilayah surplus (harga anjlok) ke wilayah defisit (harga tinggi) melalui subsidi angkut dan tol laut serta mendorong penerapan rantai pasok dingin (yang diawali dengan perdagangan ayam tanpa bulu di wilayah DKI Jakarta).
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 66 tahun 2021 tentang Badan Pangan Nasional, Bapanas kini memegang kewenangan terkait distribusi dan stabilisasi pangan harga pokok.
Per 30 Agustus 2022 harga nasional daging ayam ras di tingkat eceran tercatat sebesar Rp35.000/kg, turun 0,28 persen dibandingkan minggu lalu (Rp35.100/kg), dan turun 2,78 persen dibandingkan bulan lalu (Rp36.000/kg).
Sedangkan harga ayam ras di tingkat peternak sebesar Rp18.670/kg turun 10,3 persen dibandingkan minggu lalu (Rp20.820/kg), dan turun 8,8 persen dibandingkan bulan lalu (Rp20.480/kg). [JP]