KONSUMEN.net | Ide Mark Zuckerberg terkait Instagram untuk anak-anak dikritik dan diminta untuk dibatalkan. Hal ini menyusul laporan yang mengatakan platform-nya memicu masalah kesehatan mental.
Anggota parlemen dari Partai Demokrat meminta CEO Facebook Mark Zuckerberg melakukan itu setelah mengutip penelitian internal oleh perusahaan yang menyatakan bahwa platform tersebut telah memicu masalah kesehatan mental. Masalahnya termasuk ide bunuh diri di antara pengguna remaja terutama remaja putri.
Baca Juga:
Kepala Sekolah SDN 035/VI Desa Seling Beserta Guru dan Staf nya diduga Abaikan Murid nya
Tuntutan itu muncul ketika anggota parlemen terkemuka di Senate Commerce Committee mengumumkan rencana untuk menyelidiki perusahaan tersebut.
"Anak-anak dan remaja adalah populasi unik yang rentan secara online, dan temuan ini melukiskan gambaran yang jelas dan menghancurkan tentang Instagram sebagai aplikasi yang menimbulkan ancaman signifikan terhadap kesejahteraan kaum muda," kata anggota parlemen.
Melansir detikcom, surat tersebut ditandatangani oleh Senator Ed Markey dari Massachusetts, dan masing-masing perwakilan Kathy Castor dan Lori Trahan dari Florida dan Massachusetts.
Baca Juga:
Pendiri Facebook Mark Zuckerberg dan Istrinya Sumbangkan Rp98 Triliun untuk Amal Kesehatan
The Wall Street Journal mengungkapkan bahwa para peneliti internal Facebook telah mempelajari dampak dari aplikasi berbagi foto itu pada kehidupan jutaan pengguna mudanya.
Para peneliti menyimpulkan ada persentase yang cukup besar dari gadis remaja yang percaya bahwa aplikasi itu bertanggung jawab atas masalah kesehatan mental yang berkaitan dengan citra diri mereka.
Menurut satu slide, 32% gadis remaja mengatakan aplikasi itu membuat mereka merasa lebih buruk tentang tubuh mereka.
"13% pengguna Inggris dan 6% pengguna Amerika terlacak punya keinginan untuk bunuh diri di Instagram," Journal melaporkan, mengutip presentasi lain.
Instagram merupakan platform yang besar dan digunakan oleh sebagian besar orang di dunia. Isu cyberbully, kekerasan diri, dan lainnya kerap menerpa aplikasi besutan Facebook (sekarang Meta) dan menjadi perdebatan yang berkepanjangan. [JP]