WahanaNews-Konsumen | General Manager BNI Tokyo Yudhi Zufrial membagikan tiga hal penting yang perlu diketahui pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar bisa menembus pasar Jepang. Adapun ketiga hal yang menjadi pilar bisnis di Jepang antara lain kualitas, layanan, dan kepercayaan.
Menurut Yudhie, dengan mengusung tiga pilar itu daya saing produk UMKM asal Indonesia bisa menjadi lebih kuat dan disukai oleh konsumen Jepang.
Baca Juga:
BNI Blokir 214 Rekening Terindikasi Judi Online Hingga Juni 2024
"Kualitas itu nomor satu mulai dari bahan baku, proses produksi, dan hasil akhir," kata Yudhi dalam keterangan tertulis, Minggu (26/5/2023).
Ia menambahkan kualitas seluruh produk yang dihasilkan UMKM harus konsisten dan terstandardisasi.
"Tidak bisa hari ini bagus tapi besok jelek. Itu akan mengecewakan konsumen," ujarnya.
Baca Juga:
Menko Airlangga Minta Masyarakat Pahami Dulu Manfaat Tapera
Poin penting kedua yang perlu diperhatikan adalah layanan. Menurutnya, UMKM harus mampu memenuhi standar layanan yang diharapkan oleh konsumen atau mitra pengusaha di Jepang, misalnya tenggat waktu pengiriman barang yang harus dipenuhi sesuai perjanjian.
Selain itu, mitra pengusaha maupun konsumen di Jepang juga memperhatikan layanan purnajual. Yudhi mengungkapkan Jepang memiliki budaya layanan purnajual yang kuat, sehingga dapat memuaskan pelanggan ketika ada komplain.
"Kalau pernah mendengar ada istilah kaizen, itu adalah perbaikan secara terus dan berkesinambungan. Itu berlaku di sini. Itu juga bagi pelaku usaha kita yang ingin masuk Jepang perlu menjadi perhatian," jelasnya.
Faktor ketiga yang disebut sangat menentukan adalah kepercayaan atau trust. Yudhi mengatakan produsen yang mampu mendapatkan kepercayaan dari masyarakat Jepang diyakini akan lebih mudah menembus pasar negara lain.
"Ada anekdot di sini, kalau sudah bisa masuk ke pasar Jepang maka menembus negara lain itu sangat mudah. Itu karena di sini sangat detail dan teknis sekali," tuturnya.
Lebih lanjut, Yudhi mengatakan BNI Tokyo berkomitmen membantu UMKM yang berorientasi ekspor. Salah satunya, melalui program BNI Xpora untuk nasabah BNI di Indonesia.
Ia menjelaskan BNI Tokyo secara rutin memfasilitasi UMKM untuk bisa mengikuti pameran di Jepang. Yudhi menjabarkan UMKM dari sektor makanan dan minuman bisa mengikuti pameran Food Expo. Tak hanya itu, BNI Tokyo juga memfasilitasi UMKM untuk terlibat dalam pameran dagang lainnya dengan menggandeng Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo.
Setelah mengikuti pameran, BNI Tokyo juga memberikan pendampingan dan business matching sebagai tindak lanjut agar pembinaan terhadap UMKM bisa diberikan secara komprehensif.
"Saya juga minta pengusaha untuk responsif. Jangan setelah ikut pameran, justru didiamkan karena nanti calon mitra dari Jepangnya justru kecewa," pungkasnya.[zbr]