WahanaNews-Konsumen | Dugaan kasus manipulasi data yang melibatkan 88.000 unit mobil Daihatsu mendapat perhatian khusus CEO Toyota Motor Corporation, Akio Toyoda.
Manipulasi data ini terkait uji kecelakaan tabrakan dari samping mobil.
Baca Juga:
Hidupkan Mancis saat Turunkan Jerigen Berisi BBM, Pick-up Daihatsu Grand Max Terbakar
Akio Toyoda menyebut Daihatsu telah melakukan manipulasi data terkait perangkat door trim atau kemasan pintu dengan tujuan meminimakan risiko cedera pada penumpang.
Saat uji tabrak dilakukan, perangkat khusus ini memang dimasukkan sebagai desain standar. Namun saat kendaraan tersebut diproduksi secara massal, fitur lekukan khusus ini pun "dihilangkan".
“Kesalahan yang dilakukan oleh Daihatsu Motor Corporation (DMC Co. Ltd.) menyangkut aspek keselamatan yang merupakan aspek terpenting dari sebuah kendaraan. Kami menyatakan tindakan ini sama sekali tidak dapat diterima dan merupakan pengkhianatan terhadap kepercayaan pelanggan. Kami mohon maaf kepada semua pelanggan yang terlibat di seluruh dunia dan semua pihak yang terlibat karena masalah yang terjadi" tutur CEO Toyota Motor Corporation, Akio Toyoda seperti diberitakan Reuters, Minggu (30/4/2023).
Baca Juga:
Cara Beli Motor Listrik Subsidi Online dari PLN Mobile Lebih Mudah
Pernyataan resmi Akio Toyoda dalam bahasa Inggris tertulis lengkap sebagai berikut "Kesalahan Daihatsu Motor Co., Ltd. adalah masalah yang menyangkut keselamatan, yang merupakan aspek terpenting dari kendaraan. Kami menganggap ini sebagai tindakan yang benar-benar tidak dapat diterima yang mengkhianati kepercayaan pelanggan kami. Kami ingin meminta maaf dengan tulus kepada pelanggan kami di seluruh dunia dan semua pihak terkait atas ketidaknyamanan dan kekhawatiran yang ditimbulkan.”
Akio percaya bahwa masalah ini tidak terbatas pada merek Daihatsu saja, dan akan memulai investigasi menyeluruh dan komprehensif dengan mengumpulkan semua data dan fakta untuk memahami situasi sebenarnya, menentukan penyebab masalah dan mencegah hal ini terjadi di masa depan.
Akio juga berjanji Toyota tidak akan lari, dengan menyembunyikan kebenaran seperti krisis 2009.