KONSUMEN.net | Pemalsuan oli kendaraan masih marak terjadi. Diiming-imingi harga yang lebih murah dengan kemasan yang sama persis seperti aslinya, membuat konsumen sulit membedakannya.
Padahal, menggunakan pelumas palsu bisa menimbulkan dampak yang sangat buruk bagi mesin kendaraan. Sebab, kualitas yang diberikan tidak sesuai dengan oli aslinya.
Baca Juga:
Mudahkan Pelanggan Bayar Listrik, PLN Mobile Jalin Kolaborasi dengan MotionPay
Area Sales Supervisor Retail Region 3 PT Pertamina Lubricants, Dian Hardiana, memberikan tips untuk membedakan oli asli dengan yang palsu. Menurutnya, sebagian besar oli yang dipalsukan adalah jenis oli yang laris di pasaran. Ia mencontohkan di Pertamina Lubricants, Oli Enduro untuk motor dan Oli Prima XP untuk mobil yang sering menjadi korban.
"Jadi kita punya triknya sendiri. Kita sarankan kepada konsumen agar jangan tergiur dengan oli berharga murah. Jadi pastikan beli oli di bengkel yang memang sudah recommended," kata Dian saat diskusi bareng komunitas motor di sela-sela nonton bareng MotoGP belum lama ini.
Dian menyebut, konsumen juga harus jeli dengan tampilan oli. Biasanya oli palsu secara tampilan fisik lebih menarik dan bagus dari oli aslinya. Padahal secara kualitas belum tentu sebagus kemasannya.
Baca Juga:
Wamendag Roro Serahkan Penghargaan Perlindungan Konsumen 2024 kepada Para Kepala Daerah
Identifikasi juga bisa dilakukan konsumen dengan mengecek base number atau nomor registrasi yang tercetak di kemasan oli. Hal ini paling mudah untuk mengetahui oli atau pelumas tersebut benar asli atau hasil pemalsuan.
"Biasa ada di tutup botol atau leher botol. Base number itu kita produksi pakai laser, dia pasti simetris, berurutan dan rapi. Yang palsu biasanya bolong, nggak rata, dan nggak simetris," terangnya.
Dia menambahkan, pelumas Pertamina Lubricants juga sudah dilengkapi dengan QR-Code yang dipasang pada bagian tertentu kemasan. Pengaplikasian QR-code ini tentu tak dapat dipalsukan..
"Kalau di kita, biasanya nomor QR-Code-nya random. Beda kalau palsu, biasanya nomornya cenderung sama karena hasil printing," tutup Dian. [JP]