KONSUMEN.WAHANANEWS.CO, Jakarta - Para pelaku perbankan berharap dampak ekonomi dari implementasi berbagai program kerja pemerintah dapat mendukung pertumbuhan kredit di tengah melemahnya daya beli masyarakat.
“Tahun ini, dengan dukungan pemerintah yang masih berjalan, hopefully (semoga) ini peningkatannya (kredit) akan lebih baik daripada tahun lalu,” ujar Direktur Consumer Banking Permata Bank Djumariah Tenteram di Jakarta, Kamis (30/1/2025).
Baca Juga:
Antisipasi Lonjakan Penutupan Bank, OJK Gaspol Transformasi BPR-BPRS
Dengan porsi penyaluran kredit masih didominasi oleh kredit pemilikan rumah (KPR), ia mencatatkan pertumbuhan kredit yang melambat pada tahun lalu.
“Tahun lalu peningkatannya (KPR) tidak terlalu tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ucapnya.
Pada tahun ini, Djumariah menargetkan total pertumbuhan segmen consumer lending atau pembiayaan konsumen, termasuk dari KPR, kartu kredit, Kredit Tanpa Agunan (KTA), maupun kredit UMKM, dapat mencapai dua digit.
Baca Juga:
OJK Cetak Duta Literasi Keuangan dari CFO untuk Perluas Gerakan Gencarkan
“Target (pertumbuhan kredit) kami tahun ini adalah dua digit ya peningkatannya, sesuai dengan arahan daripada pemerintah juga bagaimana caranya kita bisa lebih agresif (meningkatkan kredit) dibandingkan tahun lalu,” katanya.
Terkait program pemerintah mengenai pembangunan 3 juta rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah yang berpotensi mendorong penyaluran KPR, ia mengatakan masih menunggu realisasi program tersebut dari pemerintah.
“Kalau dari kami belum (mulai berpartisipasi dalam program tersebut) ya, mungkin ini juga tergantung dengan segmen-segmen yang ditargetkan, kami belum menjangkau ke sana,” imbuh Djumariah Tenteram.
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae memproyeksikan kredit perbankan masih melanjutkan pertumbuhan positif pada 2025, yang didukung oleh proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik.
"Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih akan cukup baik diharapkan menarik minat investasi ke domestik dan berhasil mendatangkan aliran dana ke domestik sehingga meningkatkan investasi, perluasan usaha, serta meningkatkan demand kredit," katanya.
Kredit perbankan masih melanjutkan pertumbuhan dua digit pada November 2024, yakni sebesar 10,79 secara year on year (yoy) menjadi Rp7.717 triliun.
Dian menyampaikan bahwa untuk mendukung realisasi program pembangunan 3 juta rumah tersebut, pihaknya senantiasa melakukan koordinasi mengenai penyaluran kredit perumahan dengan lembaga dan instansi terkait.
“Dalam hal ini, pemberian kredit kepada masyarakat didasarkan pada prinsip manajemen risiko yang memperhatikan risk appetite dan prinsip kehati-hatian dalam masing-masing bank, sehingga tidak hanya didasarkan pada kualitas fasilitas kredit pada sistem layanan informasi keuangan (SLIK),” tuturnya.
[Redaktur: Amanda Zubehor]