KONSUMEN.net | Selama masa Lebaran 2022, PT Kereta Api Indonesia (Persero) melayani 2.557.130 pelanggan Kereta Api Jarak Jauh dengan okupansi 95 persen dari total kapasitas tempat duduk yang disediakan.
Jika ditotal dengan perjalanan KA Lokal sebanyak 1.830.904 pelanggan, maka pada Angkutan Lebaran 2022 KAI melayani total 4,39 juta pelanggan.
Baca Juga:
Enam Orang Tewas dalam Kecelakaan Mobil dengan Kereta Api di Deli Serdang
Jumlah ini mencapai 139 persen jika dibandingkan dengan program yang telah ditetapkan sebanyak 3,15 juta pelanggan. Jumlah tersebut juga mencapai 64 persen jika dibandingkan dengan total pelanggan pada Angkutan Lebaran sebelum pandemi, yaitu 2019, sebanyak 6,84 juta pelanggan
Selama Angkutan Lebaran 2022, KAI mengoperasikan total 4.714 KA Jarak Jauh atau rata-rata 214 KA per hari dengan ketepatan waktu mencapai 99 persen. Puncak arus mudik terjadi pada H-2 atau Sabtu (30/4) sebanyak 208.092 pelanggan. Adapun puncak arus balik terjadi pada H+1 atau Rabu (4/5) sebanyak 283.736 pelanggan.
Rute favorit pelanggan yaitu Jakarta - Yogyakarta pp, Jakarta - Purwokerto pp, Jakarta - Semarang pp, Jakarta-Bandung pp, Jakarta - Surabaya pp, Bandung - Yogyakarta pp, dan lainnya. Pembelian tiket KA pada periode Angkutan Lebaran ini didominasi melalui aplikasi KAI Access sebesar 49 persen, kemudian channel eksternal 38 persen, dan lainnya.
Baca Juga:
KAI Luncurkan Film Pendek Ruang Tunggu, Berceritera Ketertarikan Masyarakat Terhadap Transportasi Kereta Api
“Banyaknya pelanggan pada Angkutan Lebaran 2022 ini merupakan capaian yang luar biasa. Angka tersebut juga sudah mendekati pencapaian volume pelanggan di tahun 2019, sehingga kita mempunyai optimisme untuk mengoptimalkan pelayanan di tahun 2022,” kata Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo.
Pada penyelenggaraan Angkutan Lebaran ini, KAI tetap konsisten menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah. Pelanggan yang tidak melengkapi persyaratan akan ditolak untuk berangkat dan dipersilakan untuk membatalkan tiketnya.
Selama periode Angkutan Lebaran tersebut, sebanyak 840 pelanggan ditolak keberangkatannya karena belum divaksin, sakit, reaktif, dan tidak melengkapi persyaratan.