WahanaNews-Konsumen | Sentimen konsumen Amerika Serikat memburuk pada bulan Mei 2023 karena sebagian besar masyarakat khawatir dengan arah ekonomi dan potensi gagal bayar utang pemerintah.
Direktur survei konsumen di Universitas dari Michigan Joanne Hsu mengatakan, konsumen saat ini lebih memperhatikan kebuntuan politik atas kenaikan plafon utang yang berlarut-larut telah mendekati tenggat.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
"Sementara data ekonomi makro yang masuk saat ini tidak menunjukkan tanda-tanda resesi, kekhawatiran konsumen tentang ekonomi meningkat pada bulan Mei bersamaan dengan maraknya berita negatif tentang ekonomi, termasuk kebuntuan krisis utang," ujar dia dikutip dari CNN, Senin (15/5/2023).
“Jika pembuat kebijakan gagal menyelesaikan krisis plafon utang, pandangan suram terhadap ekonomi ini akan memperburuk konsekuensi ekonomi yang mengerikan dari gagal bayar,” timpal dia.
Survei terbaru menunjukkan indeks sentimen konsumen universitas turun 9 persen pada Mei. Pesimisme di kalangan konsumen dapat berdampak pada perilaku belanja ketika ekspektasi mereka memburuk dan mereka memutuskan untuk mundur.
Baca Juga:
Gagal Menyentuh Pemilih, Harris Kalah Telak Meski Kampanye Penuh Serangan ke Trump
Beberapa data telah menunjukkan permintaan barang melemah. Federal Reserve Bank of New York melaporkan, rumah tangga di AS terus mengurangi pengeluarannya. Pertumbuhan pengeluaran rumah tangga bulanan turun menjadi 5,4 persen dari revisi 7,1 persen pada Desember.
Survei menunjukkan orang AS berencana untuk mengendalikan pengeluaran mereka lebih jauh seiring berjalannya tahun.
Di sisi lain, runtuhnya bank-bank di AS belakangan membuat bank akan memperketat standar pinjaman, dan berujung pada pengurangan permintaan.
Lebih lanjut, survei sentimen Conference Board menunjukkan kepercayaan konsumen memburuk pada bulan April karena orang AS khawatir tentang pasar pekerjaan.
Namun begitu, Ketua The Fed Jerome Powell menerangkan, pasar tenaga kerja masih kuat. Pengusaha telah menambah 253.000 lapangan pekerjaan pada April 2023. Angka pengangguran juga turun jadi 3,4 persen.
"Itu kabar baik, tetapi pasar kerja masih belum seimbang, karena permintaan tenaga kerja masih secara substansial melebihi pasokan pekerja yang tersedia," tandas dia.[zbr]