Walinki.id | Jika ingin memulai bisnis, sebaiknya kamu harus memahami sepuluh karakter konsumen Indonesia ini agar bisnis anda diminati.
Konsumen merupakan salah satu unsur paling penting dalam sebuah bisnis. Karenanya, mengetahui karakteristik konsumen menjadi suatu keharusan bagi mereka para pelaku bisnis.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Dengan mengetahui peta konsumen, mereka akan bisa merancang dan menemukan strategi yang lebih tepat untuk meningkatkan penjualan produknya.
Berikut 10 Karakter Konsumen Indonesia yang perlu anda pahami:
1. Cenderung Memiliki Pola Pikir Pendek
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Karakter yang pertama adalah cenderung memiliki pola pikir pendek. Pola pikir merupakan hal dasar bagi seseorang dalam membuat keputusan.
Dimana pola pikir jangka pendek hanya berfokus pada manfaat produk dalam jangka pendek. Oleh sebab itu, produk-produk instan di Indonesia lebih banyak laku daripada produk yang memberi manfaat jangka panjang seperti asuransi.
2. Tidak Memiliki Perencanaan
Konsumen Indonesia cenderung masih belum memiliki perencanaan yang baik dalam berbelanja.
Itulah mengapa tingkat impulse buying alias membeli produk langsung di supermarket tanpa ada rencana, terbilang masih tinggi di Indonesia.
Namun seiring dengan waktu, karakter ini semakin melemah lalu karakter yang sebaliknya akan terbangun.
Dengan kata lain, konsumen Indonesia semakin lebih banyak menggunakan pola pembelian terencana.
3. Cenderung Berkelompok dan Suka Berkumpul
Karakter cenderung berkelompok dan suka berkumpul merupakan satu dari 10 karakter konsumen Indonesia.
Saat berkelompok dan berkumpul atau tepatnya bersosialisasi, maka akan timbul pembicaraan.
Yang mana dalam pembicaraan tersebut akan menimbulkan efek words of mouth yang memungkinkan adanya konsumen baru dari konsumen sebelumnya.
4. Adaptif dengan Teknologi Baru
Jika dulu konsumen Indonesia kurang adaptif dengan teknologi baru, maka kini sebaliknya. Mereka semakin adaptif bahkan setiap ada teknologi baru, mereka akan dengan cepat menyerapnya.
Hal ini mungkin ada sedikit pengecualian bagi generasi tua, namun untuk generasi muda, karakter ini sangat jelas terlihat dan semakin tinggi tingkatnya.
5. Fokus Pada Konteks Bukan Konten
Sifat lebih berfokus pada konteks dibandingkan konten adalah salah satu dari 10 karakter konsumen Indonesia yang masih terlihat sampai sekarang. Konten adalah informasi yang disampaikan melalui media atau elektronik.
Sementara konteks adalah uraian atau kalimat pendukung yang memperjelas maknanya. Kebanyakan mereka beranggapan, asalkan kemasannya menarik maka kualitasnya juga baik, padahal hal itu belumlah tentu.
6. Menyukai Produk Luar Negeri
Tidak dipungkiri, orang-orang Indonesia kebanyakan memiliki keinginan lebih besar untuk mengkonsumsi produk yang dari luar negeri.
Hal ini dipengaruhi juga dengan anggapan bahwa semakin tinggi harga produk maka semakin bagus pula kualitasnya.
Yang mana umumnya harga produk luar negeri lebih tinggi. Apalagi rasa nasionalisme yang dimiliki konsumen Indonesia juga masih tipis.
7. Suka Pamer dan Gengsi
Keinginan untuk pamer dan rasa gengsi yang tinggi juga termasuk 10 karakter konsumen Indonesia.
Mereka cenderung akan memamerkan produk yang dibeli, seperti dengan mengambil selfie lalu menguploadnya di media sosial. Itu jugalah alasan mengapa barang-barang mewah masih tinggi peminatnya di Indonesia.
8. Memperhatikan Masalah Religius
Meskipun gerakan sekuler banyak bermunculan di dunia, konsumen Indonesia tetaplah konsumen yang memperhatikan masalah religius.
Sebagai negara yang beragama, hal-hal yang berbau keagamaan memang menjadi lebih sensitif. Oleh karena itu, pangsa pasar dari produk yang mempunyai nilai religi semakin kuat seperti bank syariah dan semua media dengan unsur religi.
9. Dipengaruhi Sub-culture
Konsumen Indonesia lebih sering menunjukkan persamaan daripada perbedaan karena suku dan geografis. Mobilitas yang kian meningkat, membuat kekuatan produk nasional semakin mengikis produk lokal.
Sehingga membuat konsumen Indonesia cenderung sama untuk semua daerah dan suku. Ditambah lagi dengan globalisasi yang juga mempercepat proses persamaan ini.
10. Kurang Peduli Lingkungan
Yang termasuk 10 karakter konsumen Indonesia yang terakhir adalah kurangnya kepedulian terhadap lingkungan.
Namun pada sekarang ini, tingkat kepedulian akan lingkungan perlahan semakin tumbuh. Pengarahan dan kampanye bertema ramah lingkungan semakin gencar dilakukan untuk meningkatkan kesadaran.
Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter Konsumen
Terbentuknya karakter konsumen Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yang mana secara umum, faktor-faktor tersebut antara lain:
Faktor Psikologis
Masalah psikologis dapat memberi pengaruh besar pada keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk. Misalnya saja ketika konsumen merasa lapar maka ia akan berkeinginan untuk membeli produk makanan. Meskipun di waktu sebelumnya ia sama sekali tidak tertarik untuk membeli.
Faktor Persepsi
Faktor yang satu ini sangat berpengaruh pada keputusan akhir untuk konsumen membeli produk. Hal ini pada mulanya konsumen akan mencari tahu beberapa informasi mengenai produk yang ingin dibeli.
Kemudian akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh konsumen sebelum memutuskan apakah jadi membeli produk tersebut atau tidak.
Sikap
Sikap ini punya 3 komponen penting dalam penentuannya yaitu kognitif, afektif dan perilaku.
Kognitif adalah komponen yang berkaitan dengan kepercayaan konsumen pada suatu produk. Sementara afektif berkaitan kondisi emosional, dan perilaku berkaitan dengan tindakan konsumen.
Pribadi
Yang dimaksud pribadi adalah hal-hal yang ada di dalam diri konsumen, seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan, gaya hidup, status sosial dan lain-lain.
Budaya
Budaya cukup besar mempengaruhi karakter konsumen, dimana budaya atau kebiasaan yang dimiliki akan berjalan dengan sendirinya.
Produk dan Harga
Hal-hal yang terdapat pada produk tentunya akan berpengaruh pada konsumen, mulai dari desain, kualitas hingga kegunaan. Utamanya untuk harga, hal ini akan sangat mempengaruhi keinginan dan keputusan pembelian.(jef)
Oleh: Agita Natalia