WALINKI ID | Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batu Bara Kementerian ESDM, Lana Saria Menyatakan, dalam mendukung program transisi energi untuk menuju net zero emission, pemanfaatan batu bara atau energi fosil harus dilakukan seoptimal mungkin.
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, terdapat 11 perusahaan yang berniat untuk mengembangkan proyek gasifikasi batu bara. Adapun ke 11 perusahaan diproyeksikan akan membangun gasifikasi terintegrasi dengan hilirisasi batu bara sampai tahun 2030.
Baca Juga:
2 Nama Kandidat Pimpinan KPK Bakal Diusulkan Presiden ke DPR Gantikan Firli Bahuri
"Saat ini tercatat 11 perusahaan yang komit dan sudah mempersiapkan proyek hilirisai batu bara nya sampai tahun 2030 dan akan menyusul 2 perushaan lagi," terang Lana dalam diskusi virtual bertema Keekonomian Gasifikasi Batu Bara, Kamis (7/4/2022).
Lana mencatat, dari 11 perusahaan yang berniat membangun 'LPG' dari batu bara itu diantaranya adalah PT Bukit Asam tbk (PTBA) yang seperti diketahui, groundbreaking proyeknya diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo.
Selain itu adalah PT Megah Energi Khatulistiwa yang sudah melakukan produksi semi kokas dengan produksi mencapai 1 juta ton per tahun. Yang lainnya adalah, PT Kaltim Prima Coal dan PT Arutmin Indonesia yang akan membangun proyek gasifikasi ke metanol.
Baca Juga:
Dewan Energi Nasional: Kompor Listrik dan DME Mampu Batasi Impor Elpiji
Selain itu, PT Kendilo Coal Indonesia menggarap gasifikasi ke metanol, PT Multi Harapan Utama menggarapan proyek hilirtisasi semi kokas, PT Adaro Indonesia yakni hasifikasi metanol/dimethyl ether. Kemudian PT Kideco Jaya Agung gasifikasi batu bara bawah tanah dan PT Berau Coal rencana gasifikasi metanol atau DME. [tum]