WALINKI ID | Kebijakan Indonesia melarang ekspor Batu Bara masih menjadi salah satu pendongkrak harga si batu hitam itu melesat naik selama perdagangan pekan ini.
Menurut data Refinitiv, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$ 177/ton pada Jumat (7/1/2022), melambung 16,64% dalam sepekan. Ini salah satunya berkat lonjakan tinggi pada Kamis (6/1), ketika harga batu bara 'terbang' 11,35% hanya dalam sehari.
Baca Juga:
Ratu Batu Bara Tan Paulin Diperiksa KPK di Kasus Rita Widyasari
Akhir pekan lalu, pemerintah Indonesia mengumumkan kebijakan yang mengguncang dunia. Pemerintah memutuskan menyetop ekspor batu bara selama sebulan. Langkah ini terpaksa dilakukan karena pasokan batu bara ke pembangkit listrik menipis.
Masalahnya, Indonesia adalah eksportir batu bara terbesar dunia. China, India, Jepang, dan berbagai negara bergantung kepada pasokan batu bara dari Tanah Air.
Jepang, yang mengimpor sekitar 2 juta ton batu bara Indonesia per bulan, mengirim surat agar pemerintah Indonesia mengizinkan ekspor batu bara kalori tinggi ke Negeri Matahari Terbit.
Baca Juga:
KPK Ungkap Eks Bupati Kukar Dapat US$5 per Matrik Ton dari Perusahaan Batu Bara
Alasannya, batu bara kalori tinggi tidak dipakai di pembangkit listrik Indonesia. Lima kapal angkut batu bara yang sedianya menuju ke Jepang masih tertahan di pelabuhan.
Sementara, pemerintah India membisikkan kepada Reuters bahwa mereka belum membuat kontak dengan Indonesia. Sebab, pasokan batu bara India sudah memadai, impor sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari.
"Kami terus memantau secara saksama. Namun saat ini posisi kami cukup aman," ujar seorang pejabat pemerintah Negeri Bollywood.