Walinki.id | Rencana pemerintah yang akan memberikan subsidi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) sudah tersebar luas, padahal belum ada kebijakan resmi yang menjadi payung hukum dengan rencana tersebut.
Alhasil banyak calon konsumen yang disebut-sebut menunda pembelian hingga aturannya resmi keluar.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Salah satu pabrikan mobil di Indonesia, yakni Hyundai, menyebut produk andalannya di segmen Battery Electric Vehicle (BEV), yaitu Ioniq 5, masih tetap diburu.
Head of Marketing Department PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), Astrid Ariani Wijana mengindikasikan Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) tetap ada.
"Sampai saat ini tren pemesanan IONIQ 5 masih berjalan normal dan tidak ada tren konsumen yang menahan pembelian. Ini bukti bahwa semakin banyak pelanggan yang tertarik dengan mobil listrik khususnya mobil listrik Hyundai," katanya, seperti dilansir dariCNBC Indonesia, Jumat (30/12/2022).
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menyebut banyak calon konsumen yang menahan pembelian karena menunggu momentum diskon.
Secara khusus, dia juga menyebut pabrikan yang memiliki produk KBLBB, yakni Hyundai, bakal mendapat keuntungan setelah kebijakan itu keluar.
"Saya paham sekali sekarang ada disrupsi, gangguan artinya banyak calon buyer akhirnya hold karena menunggu insentif. Pagi tadi saya baru pulang dari Hyundai, saya sampaikan, ketika dikeluarkan insentif, kalian akan panen luar biasa," kata Agus.
Kondisi ini mirip seperti relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) mobil pada awal 2021 silam. Kala itu, desas-desus pemberian relaksasi sudah muncul dari akhir 2020, namun pemerintah baru resmi memberikannya pada Maret 2021.
"Waktu PPnBM akan kita keluarkan, market hold, ini kita lihat, ini bagian dari test the market kan, begitu pemerintah keluarkan policy, perusahaan otomotif waduh (panen)," sebut Agus.(jef)