WALINKI.ID | Seorang jamaah haji asal Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat (Jabar) meninggal dunia di Arab Saudi pada Rabu (29/6/2022) waktu setempat. Diduga, meninggalnya jamaah akibat serangan jantung.
"Ya benar, identitas jamaah bernama Anta Misda Jiam berusia 58 tahun. Tinggal di Desa Haurgeulis, Kecamatan Bantarujeg, Kabupaten Majalengka. Ia masuk rombongan satu, regu dua. Bermaktab 38 (505), kamar 1110," ujar Ketua Tim Pembimbing Ibadah Haji, Faizal Fikri saat dikonfirmasi, Jumat (1/7/2022)
Baca Juga:
Pertama di Jabar: Kejari Bandung Ajukan Pencabutan Status Ayah Pelaku Kekerasan
Ia menjelaskan, sejatinya tidak ada riwayat penyakit yang dideritanya, baik selama pemeriksaan ketika pemberangkatan atau saat berada di Tanah Suci.
Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, korban sempat merasakan sakit di bagian dada.
Rasa sakit itu dirasakan dari kemarin sore waktu setempat dan puncaknya usai melaksanakan salat subuh berjamaah di musala maktab (hotel) tempat menginap.
Baca Juga:
Survei Indikator: Elektabilitas Dedi Mulyadi-Erwan Unggul di Pilgub Jabar
"Informasinya, usai salat subuh almarhum berjalan menaiki lift, dengan tangan memegang dada yang terasa sesak."
"Tiba di kamar, korban menyimpan peralatan salat dan duduk di lorong edifice sambil meraung-raung rasa sakitnya kian terasa. Hingga akhirnya korban hendak ke kamar, namun terjatuh di bawah lantai dengan posisi badan telentang," jelasnya.
Seketika itu pula, lanjut Faizal, jamaah yang melihat langsung memberikan pertolongan pertama dengan langsung menghubungi dokter maupun paramedis Kloter 11 Jakarta-Bekasi (JKS) dr. Indah Komala Sakti dan perawat Munik Yeni, yang kamarnya tidak berjauhan.
"Tak hanya itu pula para petugas haji kloter pun turun tangan, baik saya, Ketua Kloter H Abdul Aziz dan TPHD Jejep Falahul Alam," ucapnya.
Meski sempat dibawa ke rumah sakit, nyawa jamaah tersebut tidak tertolong.
Menurut dia, dari hasil pemeriksaan sendiri almarhum tidak termasuk dari 30 orang calon haji yang memiliki risiko tinggi (risti) atau memiliki riwayat penyakit yang diidap jamaah sebelum berangkat ke Tanah Suci.
"Kalau sejak awal pemeriksaan yang dilakukan tim kementerian kesehatan selama tiga lapis, almarhum sehat. Namun diduga karena serangan jantung, nyawa almarhum tidak tertolong,” jelas dia.
Pihaknya mengingatkan, para jamaah agar selalu menjaga kesehatan dalam melaksanakan ibadah haji.
Sebab ibadah dalam kondisi tidak acceptable akan mempengaruhui dalam kekhusuan dan kenyamanan seorang hamba.
Para jamaah pun diminta jangan terlalu banyak menguras energi, agar nanti dalam puncak ibadah haji pada pelaksanaan ibadah di Arofah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) masih tetap dalam kondisi prima dan tidak sakit.
Armuzna sendiri merupakan puncak ibadah haji, di mana pada fase Armuzna dipenuhi degan ritual ibadah yang memerlukan kondisi kesehatan yang baik.
Untuk menjaga kondisi jamaah, diminta kepada semua petugas agar melakukan skrining ulang dan aesculapian check-up bagi seluruh jemaah.
"Kami petugas sudah melaporkan peristiwa meninggalnya jamaah ke pihak Sektor dan Daker Makkah Haji Indonesia dan sudah ditindaklanjuti untuk proses selanjutnya. Kondisi jenazah tersenyum, insya Allah husnul khotimah, apalagi meninggal dunia di Tanah Suci."
“Mengenai urusan jenazah almarhum itu, semua diambil alih oleh pihak Maktab, baik itu memandikan, mengkafani, mensalatkan dan dikuburkan. Namun sebelum dimakamkan jenazah kemarin sempat dibawa ke Masjidil Haram untuk disalatkan,” katanya.
Mengenai proses haji selanjutnya, Faizal menambahkan, almarhum sudah melaksanakan ibadah umrah tinggal rukun haji lainnya.
"Karena puncak haji baru akan dilaksanakan pada 8 Dzulhijjah 1443 H, maka haji almarhum akan dibadalkan oleh petugas haji. Sehingga nanti almarhum tetap akan menyandang gelar haji, karena nanti akan ada petugas yang menggantinya,” ujarnya. [jat]