WALINKI ID | Data Badan Pusat Statistik (BPS) RI menunjukkan bahwa impor hasil minyak atau BBM pada Februari 2022 tercatat mencapai 2,12 juta ton, naik 16% bila dibandingkan Januari 2022 yang sebesar 1,83 juta ton.
Dari sisi nilai, impor BBM pada Februari 2022 ini tercatat mencapai US$ 1,79 miliar atau sekitar Rp 25,7 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per US$), melonjak 32,5% dari US$ 1,35 miliar pada Januari 2022.
Baca Juga:
Lindungi Industri dan UMKM, Mendag Musnahkan Produk Impor Senilai Rp5,3 Miliar
Lonjakan volume impor BBM tersebut terutama dari bahan bakar motor atau bensin seperti Premium (RON 88), Pertalite (RON 90), hingga RON 92 (Pertamax) ke atas.
Impor bensin pada Februari 2022 tersebut mencapai 1,38 juta ton, melonjak 24% dibandingkan Januari 2022 1,11 juta ton. Dari sisi nilai, impor bensin pada Februari 2022 mencapai US$ 1,21 miliar (sekitar Rp 17 triliun), naik 39% dari US$ 870,7 juta pada Januari 2022.
Sementara untuk impor bahan bakar pesawat seperti avtur dan avgas tercatat sebesar 98 ton, tak berbeda jauh dari impor di Januari 2022 yang sebesar 97,6 ton. Dari sisi nilai, impor bahan bakar pesawat pada Februari 2022 ini mencapai US$ 155,6 ribu dari US$ 155 ribu pada Januari 2022.
Baca Juga:
Permendag Nomor 8 Tahun 2024 Membuat Industri Plastik Terancam Terpuruk
Sedangkan untuk bahan bakar diesel, impor pada Februari 2022 ini justru menurun menjadi 423,2 ribu ton dari 446,3 ribu ton pada Januari 2022. Meski dari sisi volume impor menurun, namun dari sisi nilai impor meningkat 19% menjadi US$ 319,7 juta dari US$ 267,8 juta pada Januari 2022.
Untuk impor hasil minyak lainnya tercatat 316,8 ribu ton pada Februari 2022, naik dari 277,2 ribu ton pada Januari 2022. Dari sisi nilai, impor hasil minyak lainnya ini naik menjadi US$ 265,5 juta dari US$ 216,5 juta pada Januari 2022.
Bila dibandingkan secara tahunan atau year on year (yoy), lonjakan impor BBM pada Februari 2022 ini justru lebih tinggi lagi. Tercatat, volume impor BBM pada Februari 2022 ini melonjak 48% dari 1,43 juta ton pada Februari 2021.