WALINKI ID | Akibat perang antara Rusia Vs Ukraina turut berdampak kepada sektor properti.
Utamanya harga bahan atau material bangunan yang melonjak tinggi lantaran bahan bangunan Indonesia masih banyak yang bergantung pada impor.
Baca Juga:
Ternyata Harga Asli BBM Pertalite Bukan Rp10.000 per Liter
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia Junaidi Abdillah mengatakan, kenaikan harga bangunan sebetulnya sudah terjadi sejak tahun lalu saat terjadi pandemi Covid-19.
"Tapi kondisi saat ini juga setelah terjadinya perang Rusia-Ukraina, teman-teman juga merasakan itu semua dari harga yang sudah lama naik sebenarnya, terutama bahan-bahan material," ujarnya, melansir dari CNBC Indonesia, Minggu (13/3/2022).
Menurut Junaidi, saat ini pelaku usaha properti sedang mencari cara agar kenaikan bahan bangunan ini tidak membuat harga properti ikut naik. Sebab, saat ini para pengembang masih berusaha menahan agar harga properti tidak ikut naik.
Baca Juga:
Polda Sumut Raih Penghargaan Terbaik Kompolnas Awards 2024
"Untuk kenaikan sampai sekarang teman-teman masih merasa prihatain dengan kondisi. Jadi kenaikan harga (properti) belum terlaksana sampai dengan saat ini, kenaikan (bahan bangunan) sudah pasti," kata dia.
Sejalan, Direktur Avia Avian Robert Tanoko mengatakan, kenaikan harga bahan bangunan ini memberikan dampak bagi perusahaan. Sehingga strategi agar bahan properti tidak ikut naik yakni menggunakan bahan bangunan lokal yang berkualitas.
"Sejak 2021 ada Covid-19 sudah berat dan saat ini ditambah perang rusia-ukraina ini akan menambah berat dari harga bahan bangunan terutama impor. Jadi kami bisa memberikan produk-produk lokal dengan harga terjangkau," jelasnya.