WALINKI ID | Maskapai penerbangan sudah mengalami kesulitan untuk menahan harga tiket saat ini, pasalnya 30% dari komponen operasional itu berasal dari bahan bakar.
Wacana untuk meningkatkan tarif batas atas (TBA) atau pengenaan Tuslah (tambahan biaya) untuk tiket pesawat mencuat di tengah kenaikan harga avtur jelang mudik.
Baca Juga:
PSSI Rilis Tiket Kualifikasi Piala Dunia 2026 Indonesia vs Vietnam, Berikut Daftar Harganya
Hanya saja pemerintah sampai saat ini belum juga memberikan lampu hijau mengenai aturannya.
Seperti halnya dari penjelasan Direktur Utama Garuda Indonesia, hal ini juga menjadi masalah karena posisi maskapai plat merah ini selalu menawarkan harga tiket lebih mahal dari maskapai lain atau mendekati TBA. Sehingga penambahan beban tentu akan memperkecil marjin keuntungan dari maskapai.
"Garuda ambil posisi mendekati tarif batas atas atau mendekati. Jadi tidak punya kemampuan lagi menaikkan harga, tapi kami berkomunikasi dengan regulator sampaikan implikasi naiknya harga avtur yang lebih dari 20% akibatnya apa ke maskapai. Maka kami ingin diskusi cara kita bersama menyelesaikan persoalan ini," kata Irfan dalam Profit CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.
Baca Juga:
Jelang Tahun Baru, Harga Tiket Pesawat Bakal Naik 3 Kali Lipat
Pihaknya saat ini masih menunggu keputusan dari pemerintah mengenai kenaikan avtur saat ini. Sehingga sampai saat ini pihaknya masih menahan harga tiket di rentang atas TBA saat ini.
"Selama Kementerian Perhubungan belum melakukan perubahan apa-apa. Kami tidak menaikkan tarif," kata Irfan.
Begitu pula dengan anak usahanya, Citilink juga masih terus berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan mengenai kenaikan harga avtur ini.
"Saat ini Citilink terus berkoordinasi dengan Kemenhub mengenai hal ini, adapun Citilink masih mengacu pada tarif batas atas sesuai ketentuan pemerintah," kata Direktur Utama Citilink Indonesia, Dewa Kadek Rai.
Pemerintah Masih Bahas
Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati mengatakan saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dan melakukan kajian dengan asosiasi penerbangan dan badan usaha penyelenggara penerbangan mengenai lonjakan harga avtur.
"Untuk penentuan Tarif Batas Atas maupun (pengenaan) surcharge ada komponen biaya operasional perusahaan (BOP) kalau sudah melampaui dari 10% peningkatannya sudah saatnya dilakukan evaluasi," kata Adita ditemui di Kompleks DPR RI usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V, Senin (4/4/2022).
Saat ini pihaknya tengah menunggu laporan biaya operasional dari maskapai untuk memutuskan langkah apa yang akan diambil terkait dengan peningkatan harga avtur.
"Angka-angkanya juga sedang kami terima dari operator, tentu nanti tergantung dari evaluasi. Adanya penyesuaian bukan tidak mungkin kita akan lakukan itu (peningkatan tarif batas atas atau pengenaan surcharge fuel)," kata Adita
Dia memastikan pengenaan aturan baru ini akan dilakukan secepatnya, meski belum bisa membeberkan waktu pastinya.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto mengatakan sudah ada beberapa maskapai yang mengajukan usulan mengenai masalah mahalnya avtur ini. Namun kebijakan apa yang akan diambil masih dalam perhitungan.
"Ini belum bisa diomongin karena masih kita hitung dan kumpulkan data itu nggak mudah. Ada beberapa (maskapai) yang sudah minta tapi nggak bisa diungkap sekarang," kata Novie saat ditemui usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (5/4/2022).
Dalam rapat itu dia mengakui kalau ada peningkatan harga tarif pesawat, meski masih berada dalam koridor aturan TBA.
"Memang benar fluktuasi tiket pesawat udara memang sangat besar, karena memang 40% komponen cost adalah fuel ini sangat fluktuatif karena perang dan serangan ke Arab Saudi untuk tempat minyaknya berpengaruh pada harga minyak bumi," kata Novie.
"Namun kami berusaha semaksimal mungkin tidak merubah permanen tiket ini. kami tetap melindungi kepentingan masyarakat terkait tiket ekonomi," tambahnya Novie.
Harga Tiket Mulai Melonjak
Usai pemerintah memberikan lampu hijau untuk pelaksanaan mudik juga sudah ditentukan cuti lebaran, harga tiket pesawat sudah mulai mengalami lonjakan di platform penjualan tiket online.
Tercatat harga tiket ke Yogyakarta kelas ekonomi melambung mencapai Rp 2 juta pada tanggal 29 April 2022, naik drastis jika dibandingkan periode sebelumnya yang hanya ratusan ribu sampai Rp 1 jutaan. Bahkan pada periode yang sama untuk penerbangan Jakarta-Padang sudah ada yang tembus Rp 6 jutaan.
Begitu juga dengan tiket ke Solo pada 30 April termurah dibanderol dengan harga Rp 1,12 juta dan termahal Rp 2,36 dengan maskapai Lion Air. Sementara Harga tiket termurah tanggal 14 April 2022 hanya Rp 649 ribu. [tum]