WALINKI.ID | Lalat, cacing, kecoa, atau semut mungkin beberapa kali pernah ditemukan dalam sepiring makanan. Sebab proses memasak yang tidak higienis, binatang-binatang tersebut bisa masuk ke dalam makanan yang akan disantap.
Tapi, apa jadinya jika tiba-tiba sebuah kepala ular ada di makanan yang sedang disantap? Anehnya lagi, kepala ular itu berada di makanan untuk orang-orang dalam penerbangan di pesawat, yang kualitas dan keamanannya semestinya terjamin.
Baca Juga:
YLKI Desak Regulasi Wajib, Konsumen Harus Tahu Bahaya Lemak Trans di Makanan
Seperti dilansir One Mile At a Time, insiden ini melibatkan maskapai penerbangan asal Turki, SunExpress, di mana kepala ular itu berada di penerbangan dari Ankara (Turki) ke Dusseldorf (Jerman) pada 21 Juli 2022.
Dalam penerbangan itu, seorang anggota kru SunExpress mengklaim bahwa ketika mereka tengah menyantap makanan di pesawat, setelah beberapa gigitan, akhirnya ia sadar ada kepala ular dalam makanannya.
Para kru kemudian merekam video kepala ular di makanan mereka dan kemudian mengunggahnya di media sosial. Parahnya, insiden binatang tak lazim berada di makanan dalam pesawat SunExpress bukan pertama kalinya terjadi. Sebelumnya diklaim ada kumbang dan siput dalam makanan mereka.
Baca Juga:
BPOM Perkenalkan Regulasi Baru untuk Jamin Keamanan Konsumen Daring
SunExpress sendiri telah memberikan pernyataan mengenai insiden ini. Pihak maskapai yang berbasis di Antalya, Turki, mempercayakan penyelidikan kepada pihak yang berwenang demi mengetahui pasti dari mana asal kepala ular tersebut.
"Prioritas utama kami adalah memberikan layanan kepada penumpang kami di pesawat. Kami menjaga kualitas terbaik, bukan hanya untuk penumpang, tapi juga karyawan kami agar memiliki pengalaman penerbangan yang nyaman dan aman. Tuduhan dan pemberitaan pers mengenai layanan makanan dalam penerbangan kami sama sekali tidak dapat diterima," bunyi pernyataan SunExpress.
"Penyelidikan menyeluruh sudah dimulai untuk masalah ini. Sampai proses penyelidikan yang bersangkutan selesai, semua tindakan dan pencegahan, termasuk menghentikan pasokan dari produk bersangkutan segera diambil," tutup pernyataan itu.
Sementara itu, Sancak Inflight Services, pihak katering yang digunakan SunExpress membela diri dari insiden menjijikkan itu.
Perusahaan katering itu mengklaim bahwa hidangan dimasak pada pada suhu 280 derajat Celcius (~ 536 derajat Fahrenheit), sehingga kepala ular itu tidak mungkin berasal dari dapur perusahaannya. Mereka meyakini kepala ular itu sengaja ditambahkan ke piring makanan.
"Maskapai SunExpress adalah klien berharga di negara kami dan maskapai populer di Eropa, yang baru-baru ini memutuskan untuk lebih memperluas armada dan jaringan rutenya. Mereka kembali mengumumkan tender untuk layanan katering di atas pesawat. Kami tidak menggunakan benda asing apa pun yang diduga ada dalam makanan saat memasak," bunyi pernyataan Sancak Inflight Services.
Keberadaan kepala ular dalam makanan di pesawat itu pun masih menjadi misteri. Semua pihak masih menunggu penyelidikan berlangsung untuk mengetahui asal kepala ular tersebut. [jat]