Walinki.id | Sebagian besar masyarakat Indonesia sudah tertarik untuk beralih ke kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Namun, hanya segelintir orang yang mampu meminangnya karena harga yang mahal.
Selain itu, masih ada beberapa alasan lain terutama keraguan yang membayangi konsumen Indonesia.
Baca Juga:
Destinasi Hits Terbaru Indonesia, 5.000 Wisatawan Serbu IKN Setiap Hari
“Karena mungkin ini ya belum ada banyak orang yang pakai juga jadi bingung penggunaannya karena nanti bagaimana cara biar kalau listriknya habis bagaimana begitu motornya gitu sih”, ungkap Hanny salah satu warga saat ditemui wartawan di kawasan Mal Blok M Square pada Sabtu (19/11/2022.
Sementara itu, warga lainnya Arif berpendapat bahwa dirinya belum begitu tertarik beranjak dari kendaraan konvensional.
Berdasarkan penuturannya, dia masih mempertanyakan tentang kecepatan mobilitas dari kendaraan yang menggunakan energi listrik tersebut, apakah sudah mumpuni atau belum.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
“Karena dari segi harga kan kita tahu mungkin enggak beda jauh ya sama motor biasa. Harganya mungkin hampir sama, terus ditambah maintenance-nya dan sosialisasinya mungkin ya yang saya belum tahu sejauh mana nih motor listrik. Cuman kan kalo misalnya motor biasa kalau service kita tahu bengkel-bengkel di mana juga bisa, terus kayak bensin di mana juga ada. Cuman motor listrik kita belum tahu nih”, jelas Arif saat dijumpai di kawasan Black Stone Garage.
Sedangkan menurut Meira, alasan utama mengapa penduduk Indonesia masih skeptis menggunakan kendaraan dengan bahan bakar alternatif adalah kurangnya sosialisasi dari pemerintah. Kebanyakan orang masih kebingungan dengan ketersediaan infrastruktur, harga jual dan kapabilitas produk Electric Vehicle (EV).
“Kalo itu mungkin karena masih kurang edukasi saja ya tentang kendaraan listrik kaya sekarang tuh masih kurang banyak informasi-informasi tentang kendaraan listrik gitu jadi masih bingung-bingung aja”, tutur Meira saat diwawancarai wartawan.
Oleh sebab itu, apabila ingin memperluas pasar kendaraan listrik ini tentu perlu mengantongi kepercayaan dari masyarakat terlebih dahulu. Sebagian besar warga Indonesia telah menunjukkan ketertarikannya, tinggal bagaimana proses edukasi yang dilakukan sebagai transisi agar membuka pandangan positif semua pribadi tentang EV.(jef)