WALINKI.ID | Mengecat rambut menjadi hal biasa yang kerap dilakukan orang-orang. Mulai dari cat warna gelap, terang, hingga warna-warni yang bisa menonjolkan kesan berani.
Umumnya, cat rambut dilakukan orang dewasa. Tetapi tidak sedikit juga balita, anak-anak, dan remaja yang masih di bawah umur mengecat rambut dengan warna-warna terang.
Baca Juga:
Efek Psikologis Anak yang Dibesarkan Tanpa Sosok Ibu
Bahkan jika dilihat hampir semua anak-anak dan remaja yang datang ke Citayam Fashion Week di Sudirman, mewarnai rambut mereka dengan warna-warna yang cukup terang.
Bagaimana sebenarnya cat rambut untuk anak ini jika dilihat dari sisi kesehatan. Apakah ada bahaya cat rambut untuk anak?
Bahaya cat rambut untuk anak
Baca Juga:
Cegah Radikalisme, Pemkab Sigi Berikan Beasiswa untuk Sekolah Agama di Yaman
Dokter spesialis anak yang aktif melayani pasien di RS Anggrek Mas Jakarta dan RS Hermina Jatinegara, Angga Wirahmadi mengatakan cat rambut anak memang berbahaya. Apalagi jika anak tersebut masih berusia di bawah 10 atau bahkan lima tahun.
"Iya (bahaya), mengecat rambut hanya karena ikut-ikutan tren lebih banyak risikonya dibanding manfaatnya," kata Angga saat dihubungi, Kamis (28/7).
Anak-anak kata Angga memang sensitif terhadap bahan kimia, dan cat rambut juga mengandung berbagai jenis bahan kimia.
Misalnya beberapa komposisi yang terdapat dalam pewarna rambut adalah paraphenylenediamine (PPD) dalam konsentrasi mulai dari dua hingga 10 persen.
PPD ini merupakan zat pewarna hitam permanen yang diaplikasikan dengan amonia dan hidrogen peroksida pada pewarnaan rambut.
Efek PPD ketika tertelan bisa menyebabkan edema cervicofacial, cedera mukosa, gangguan pernapasan, gagal ginjal akut, hingga rhabdomyolysis.
"Konsentrasi zat kimia kecil saja dapat menimbulkan gangguan pada anak. Sebagai contoh, anak kecil bila kemasukkan busa sabun atau sampo saja matanya bisa perih dan iritasi," kata dia.
Berikut beberapa risiko dan bahaya cat rambut pada anak:
1. Alergi
Reaksi alergi bisa saja dialami anak ketika rambutnya diwarnai. Ini bisa terjadi lantaran belum tentu anak cocok dengan komposisi zat pewarna tersebut.
"Dan ini ujungnya bisa memunculkan alergi berupa kemerahan, gatal, dan lain-lain," kata dia.
2. Kerusakan rambut
Zat kimia dalam pewarna rambut ada banyak, seperti ammonia, pemutih, hingga H202. Zat kimia tersebut dapat merusak rambut dan berpotensi rambut rontok hingga kebotakan.
3. Kanker
Risiko jangka panjang yang bisa terjadi akibat pewarna rambut pada anak adalah penyakit kanker. Salah satunya kanker payudara.
Ini bisa terjadi karena paparan pewarna rambut yang mengandung bahan kimia pengganggu endokrin (EDC) sejak kanak-kanak. [jat]