Walinki.Id | Harga batu bara bangkit lagi. Namun, secara faktual kenaikan ini belum bisa menutup koreksi yang terjadi sebelumnya.
Sebelumnya, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) berada di US$ 156,75/ton. Meroket 14,33% dibandingkan hari sebelumnya.
Baca Juga:
Pelindungan Konsumen Sistem Pembayaran
Sepertinya lonjakan ini disebabkan oleh technical rebound. Maklum, sebelumnya harga si batu hitam sudah anjlok selama lima hari beruntun. Selama lima hari tersebut, harga ambrol nyaris 32%.
Batu bara tengah diterpa isu negatif. Dua konsumen batu bara utama dunia, China dan India, berkomitmen untuk mulai mengurangi konsumsi batu bara.
China jadi yang paling agresif. Pemerintahan Presiden Xi jinping berani menetapkan target mengurangi pemakaian batu bara untuk pembangkit listrik pada 2025.
Baca Juga:
Perlindungan Konsumen Era Digital: Ini 4 Langkah Aman Ajukan Keluhanmu
Mengutip Reuters, Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional China (NDRC) menargetkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) harus menghasilkan emisi karbondioksida rata-rata maksimal 300 gram per kilowatt-hour (KWh) pada 2025. Ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi energi dan menurunkan emisi gas rumah kaca.
"Meningkatkan penghematan energi dan mengurangi konsumsi listrik bertenaga batu bara adalah cara yang efektif untuk meningkatkan efisiensi dan menurunkan emisi karbon. Pengurangan konsumsi batu bara akan membantu menurunkan emisi karbondioksida sebanyak 6,67 miliar ton atau sekitar 36% dari total emisi yang dihasilkan industri," sebut keterangan tertulis NDRC.
Emisi karbondioksida dari PLTU menyumbang sekitar 40% dari total emisi di Negeri Tirai Bambu. Pada 2020, rata-rata PLTU menghasilkan emisi karbondioksida sebanyak 305,5 gram per KWh.
Jika pada 2025 masih ada PLTU yang menghasilkan emisi di atas 300 KWh dan tidak bisa diperbaiki, maka bakal 'dipensiunkan'. Selain itu, China juga secara bertahan akan memposisikan PLTU sebagai pembangkit cadangan. Nantinya, pembangkit listrik utama akan bertenaga energi terbarukan.
Sebelumnya, India juga berencana menempuh hal yang sama. Pemerintah India menargetkan mencapai nol emisi (zero emission) pada 2070. Salah satunya dilakukan dengan 'mempensiunkan' PLTU secara bertahap. [ASS]