WALINKI ID | Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan pencapaian pasar modal pada 2021 yang relatif baik dibandingkan tahun sebelumnya, menunjukkan kepercayaan investor seiring dengan mulai pulihnya perekonomian nasional.
"Keseluruhan pencapaian di pasar modal menunjukkan kepercayaan investor kita kepada pasar modal sudah mulai meningkat. Dan ini punya momentum yang besar karena PDB kita di 2022 berdasarkan asumsi APBN akan mencapai 5,2 persen. Ini menambah keyakinan kita ke depan," ujar Wimboh saat pembukaan perdagangan saham pada 2022 di Jakarta, Senin (3/1/2022).
Baca Juga:
Industri Fintech Bergolak di IFSE 2024, OJK Serukan Perlindungan Konsumen
Wimboh menjelaskan, sektor finansial relatif stabil yang diindikasikan dengan beberapa indikator permodalan yang kuat, likuiditas yang cukup, dan kredit yang tumbuh.
Kredit saat ini telah tumbuh 4,8 persen dana dana pihak ketiga mencapai 10,57 persen pada 2021. Sektor asuransi juga sudah mulai lebih baik dengan Risk Based Capital (RBC) asuransi jiwa dan asuransi umum masing-masing sebesar 535 persen dan 329 persen
"Untuk pasar modal jauh di luar dugaan dan di atas ekspektasi. Indeks kita sudah 6.581,48. Ini adalah kalau kita invest, return-nya sudah 10,08 persen. Ini termasuk jajaran terbaik di Asia di antara negara lain," kata Wimboh.
Baca Juga:
OJK dan FSS Korea Bahas Pengawasan Lintas Batas dan Kerja Sama Keuangan
Selain itu jumlah investor yang pada 2020 hanya mencapai 3,8 juta investor, sekarang telah mencapai 7,5 juta investor. Hal itu menunjukkan bahwa semakin banyak investor yang masuk ke pasar modal, terutama investor ritel.
"Kaum milenial ini yang tadinya banyak konsumsi, sekarang banyak nabung terutama di saham dan tabungan," ujar Wimbioh.
Penghimpunan dana di pasar modal, lanjut Wimboh, juga mencapai Rp363,3 triliun dari 194 emiten dan bersumber dari sektor teknologi dan sektor keuangan yang dinilai akan menjadi mesin pertumbuhan pasar modal ke depan
"Di samping itu, ini jauh lebih tinggi dibanding 2020 yang hanya Rp118 triliun. Bahkan ini luar biasa dalam sejarah raising fund di pasar modal lebih tinggi dari pertumbuhan kreditnya. Kredit selama 2021 hanya Rp228 triliun. Mudah-mudahan ini tanda yang bagus untuk investasi ke depan," kata Wimboh.
Pada 2021, OJK juga menginisiasi securities crowdfunding atau penawaran umum efek melalui layanan urun dana berbasis teknologi informasi.
"Ini adalah bagi UMKM untuk raising fund di pasar modal, jumlahnya sudah mencapai Rp406,5 miliar. Memang masih kecil, tapi kita punya potensi yang besar ada Rp74 triliun. Karena yang kta target SPK (Surat Perintah Kerja) dari pemda-pemda. Ini terus akan kita lakukan untuk peningkatan ke depan," ujar Wimboh. [tum]