WALINKI ID | Harga nikel dunia bangkit setelah turun 3% dalam dua hari terakhir. Persediaan yang terus menurun menjadi penopang laju harga nikel.
Pada Selasa (26/4/2022) harga nikel dunia ditutup di US$ 33.076/ton, menguat 1,3% dibandingkan penutupan harga pada hari sebelumnya.
Baca Juga:
Elon Musk Beberkan Alasan Tangguhkan Akun X Pemimpin Tertinggi Iran
Menyadur dari CNBC Indonesia persediaan nikel yang terdaftar di gudang bursa logam London (LME) terus menyusut. Per 26 April 2022, persediaan nikel tercatat 72.738 ton, turun 28,6% sejak awal tahun ini.
Konflik Rusia dan Ukraina membuat pasokan nikel makin ketat untuk beberapa tahun ke depan. Sanksi barat kepada Rusia membuat nikel dari negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin tersebut akan tersendat.
Rencana Norilsk Nickel, yang bertanggung jawab atas 64% produksi nikel Rusia pada tahun 2020, berpotensi gagal karena kesulitan keuangan dan terkait larangan ekspor. Pada tahun 2020, ekspor menyumbang 48% dari produksi nikel Rusia. Hilangnya nikel sebagian besar nikel dari Norilsk Nickel di pasar dunia akan berdampak pada laju harga nikel.
Baca Juga:
Agar Elon Musk Buka Kantor X di RI, Kominfo Atur Strategi
Fitch memperkirakan pasar nikel dunia masih akan defisit hingga tahun 2030. Pada tahun 2022, defisit nikel akan mencapai 110 ton. Pertumbuhan produksi nikel dunia diperkirakan tumbuh moderat tidak sebanding dengan pertumbuhan dengan permintaan.
Permintaan akan ditopang oleh perluasan produksi baterai global untuk memasok kendaraan listrik beberapa tahun mendatang.
Fitch memperkirakan Indonesia akan menjadi pengekspor produk nikel olahan yang semakin penting karena terus mengembangkan industri nikel yang terintegrasi. Proyek smelter pengolahan Indonesia berkontribusi untuk mempersempit defisit pasar nikel.
Pertumbuhan produksi nikel olahan Indonesia karena kemampuan mengkonversi bijih nikel kelas 2 yang memiliki kadar rendah dikonversi ke kelas 1 kadar tinggi. Nikel kelas 1 inilah yang dijadikan bahan baku dalam pembuatan baterai untuk kendaraan listrik.
Terbaru, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang bertemu dengan bos Tesla, Elon Musk.
Tujuan pertemuan tersebut, salah satunya, menjajaki proyek kerja sama Indonesia-Tesla dalam penyediaan nikel untuk bahan baku baterai mobil listrik. Hal ini dapat makin memperkuat posisi strategis Indonesia sebagai produsen nikel terbesar dunia.
Menurut data USGS, Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia dengan hasil produksi mencapai 1 juta ton pada tahun 2021 dengan cadangan sebesar 21 juta ton. [tum]