WALINKI ID | Tersedianya sig stem pembayaran digital saat ini mendorong penggunaan uang kertas semakin ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia. Artinya 'kiamat' uang kertas semakin di depan mata.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti, menyampaikan pertumbuhan mobile banking mengalami peningkatan sebesar 49%.
Baca Juga:
Kinerja “Trump” Berada dalam Kelesuan di Tengah Menekan Rupiah, Dolar AS Kukuh di Atas 16.300
Sedangkan pertumbuhan penggunaan uang kertas, menurutnya sangat kecil atau hanya berada di kisaran 6-9%.
"Mayoritas insight dari masyarakat kita untuk digitalisasi itu makin baik. Dan penggunanya, dalam hal ini merchant-merchant UMKM itu juga mereka sudah banyak sekali yang menggunakan," tutur Destry beberapa waktu lalu dikutip Minggu (27/2).
Dalam laporan tahunan BI 2021, disebutkan transaksi uang elektronik pada 2021 diperkirakan mencapai Rp 40.000 triliun atau akan naik 41,2% secara tahunan (year on year/yoy).
Baca Juga:
Heboh Dollar AS ‘Anjlok’ Jadi Rp8.170 di Google, Ini Klarifikasi Google dan BI
Transaksi tersebut akan kembali tumbuh tinggi 16,3% (yoy) hingga mencapai Rp 337 triliun pada 2022.
Adapun transaksi e-commerce akan terus meningkat pada 2022 hingga mencapai Rp 530 triliun atau tumbuh 31,4% (yoy).
Sejalan dengan perkembangan ekonomi digital, transaksi pembayaran digital banking pada 2021 juga diproyeksikan naik 46,1% (yoy) atau mencapai Rp 40.000 triliun dan berlanjut naik 21,8% hingga mencapai Rp 48.600 triliun pada 2022. [tum]