WALINKI ID | PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) memiliki dua pembangkit listrik air yang saat ini sudah berusia 40 tahun.
Holding BUMN Pertambangan MIND ID melalui PT Inalum Operating masih mengandalkan produk buatan Jepang dalam mengelola dua pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkapasitas 603 megawatt (MW).
Baca Juga:
Ini Hasil Tambang Indonesia yang Melimpah Sebagai Komponen Penting Kendaraan Listrik
Dua pembangkit itu adalah PLTA Sigura-gura berkapasitas 286 MW dengan rincian, terdapat empat turbin berkapasitas 71,5 MW yang berasal dari Toshiba. Selain itu, untuk PLTA Tangga berkapasitas 317MW, dengan empat turbin masing-masing 79,2 MW berasal dari Hitachi dan generatornya Mitsubishi.
Maklum, Inalum masih menggunakan produk Jepang dalam hal ini turbin. Sebab, seperti diketahui sebelumnya, Inalum merupakan perusahaan patungan antara pemerintah RI dengan Jepang sejak beroperasi tahun 1982. Namun, setelah kontrak berakhir pada tahun 2013-an, Indonesia resmi mengelola 100% perusahaan Inalum yang memproduksi aluminium tersebut.
Vice President Public Relation Inalum Power Plant Arfan Iqbal Harahap membenarkan bahwa sampai sejauh ini, pihaknya masih mengandalkan turbin dari Jepang. Bahkan, untuk mengoptimalkan pembangkit air yang sudah berusia 40 tahun ini, Inalum sudah melakukan pembaruan turbin.
Baca Juga:
Dirut MIND ID: Holding Industri Tambang Berperan Penting untuk Hilirisasi Produk
"Kami melakukan penggantian seluruh turbin sejak tahun 2001 hingga 2019 pada pembangkit Sigura-gura dengan teknologi terbaru yang lebih efisien agar optimum mencapai output tenaga menjadi 286 MW atau 4x71,5 MW," terang Arfan di Lokasi PLTA Sigura-gura di Paritohan, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara, Rabu (31/3/2022) melansir dari CNBC Indonesia.
Asal tahu saja, kedua pembangkit listrik air ini mengandalkan debit air dari Danau Toba. Arfan merinci, bahwa air Danau Toba mengalir melalui Sungai Asahan menuju Selat Malaka melewati kedua PLTA Inalum Operating.
"Dengan demikian Perusahaan memiliki kepentingan atas tinggi muka air (TMA) Danau Toba sepanjang tahun, baik pada musim kering dan musim hujan agar ketersediaan air bagi pembangkit dapat terjaga keberlangsungannya," ungkap Arfan.
Dengan begitu, perusahaan, kata Arfan, senantiasa melakukan pemantauan untuk menghindari kekurangan air bagi masyarakat saat musim kemarau, begitu juga sebaliknya saat musim hujan mengindari pasokan air yang berlebih.
Inalum Operating selalu memitigasi potensi banjir saat musim hujan khususnya saat terjadi limpahan air dari bendungan penadah Sigura-Gura dan Tangga.
Adapun untuk menjaga pasokan air, perusahaan bekerja sama dengan pemangku kepentingan merawat kelestarian kawasan Danau Toba mulai dari sungai-sungai yang memasok air ke Danau Toba dan Daerah Tangkapan Air Danau Toba hingga ke Daerah Aliran Sungai Asahan.
"Kegiatan ini meliputi pemantauan dan penelitian serta upaya reboisasi lahan kritis untuk mendukung pemulihan cadangan air," ungkap dia.
Sebagai informasi, pada tahun 2021, dari kedua PLTA itu, tercatat listrik yang dihasilkan mencapai 4.041.774 MWh dengan tingkat pemakaian sebesar 4.027.118 MWh.
Inalum Operating juga mencatat surplus listrik yang didistribusikan kepada PT PLN (Persero) sebesar 41.447 MWh atau meningkat 10% dari tahun sebelumnya.
"Penggunaan energi baru terbarukan dalam proses produksi aluminium menjadikan Inalum Operating sebagai satu-satunya pabrik peleburan yang menghasilkan emisi rendah diseluruh Grup MIND ID," tandas Arfan. [tum]