WALINKI ID | Penampilan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy selama invasi Rusia menyita perhatian dunia dan mungkin paling dinanti.
Zelenskyy adalah cerminan penderitaan dan semangat rakyatnya. Kata-kata maupun penampilannya sering kali tegas, meski terkadang ia tampak kuyu.
Baca Juga:
Klaim NATO tentang Bantuan Militer Iran ke Rusia di Ukraina Tak Berdasar dan Bermotif Politik
Hanya beberapa hari sejak perang berkecamuk di negaranya, Zelenskyy didapuk menjadi komunikator dalam masa perang yang efektif dan menggugah. Bahkan ia disandingkan dengan tokoh-tokoh perang dalam sejarah.
Zelenskyy hadir dengan sentuhan modern, yaitu dalam format siaran langsung di televisi dan media sosial yang membuat pesan yang ia sampaikan terasa lebih ‘personal.’
Wajah baby face Zelenskyy akhir-akhir ini tampak terlihat bengkak dan pucat, dengan janggut yang tumbuh samar-samar. Jas dan kemejanya telah diganti dengan pakaian bergaya militer berwarna hijau tentara. Suara seraknya menunjukkan kelelahan.
Baca Juga:
Terpilih Jadi Sekjen NATO, Ini Profil Perdana Menteri Belanda Mark Rutte
Dengan tampilan tersebut serta bantuan narasi atas keberaniannya menjadikan kisah yang tercipta seperti cerita David melawan Goliat yang perkasa dan menolak perjalanan yang aman keluar dari Tanah Airnya.
Semua hal tersebut terwujud dalam pernyataan yang ia sering sampaikan bahwa ia membutuhkan "amunisi, bukan tumpangan."
Begitulah kondisi terakhir mantan aktor dan komedian TV Ukraina, yang beberapa minggu lalu masih diremehkan dan disebut sebagai pemain politik pemula yang terlalu bersemangat untuk berkompromi dengan Moskow.
“Ini adalah pria yang pada dasarnya dianggap enteng, tidak mengerti apa yang ia kerjakan, serta akan dihancurkan oleh negara adidaya besar di sebelahnya. Dan hal itu tidak terjadi,” kata Andrew J. Polsky, seorang profesor ilmu politik di Hunter College di New York dan penulis buku tentang presiden AS pada masa perang.
"Saya pikir orang-orang benar-benar mengira bahwa ia akan melarikan diri dan saya pikir ia mengejutkan orang-orang dengan berbagi bahaya yang dapat dipahami orang-orang."
Hal itu, kata Polsky, telah menciptakan “hubungan timbal balik antara Zelenskyy dan rakyat Ukraina.
Saya pikir mereka mendapatkan energi dari satu sama lain dan kepercayaan dari satu sama lain. Itu adalah pencapaian komunikasi yang mengesankan bagi seorang pemimpin, untuk banyak berhubungan dengan orang-orangnya di tengah krisis.”
Disandingkan dengan Churhill, Benjamin Franklin
Perdana Menteri Inggris era 1940-1945, Winston Churchill, dikenang karena berhasil membawa Britania memenangkan Perang Dunia II. Ia mengumpulkan warga Inggris selama hari-hari tergelap perang tersebut sehingga namanya sering kali disebut.
Seorang analis membandingkan Zelenskyy dengan Benjamin Franklin dan keberhasilannya dalam mengumpulkan dukungan Prancis untuk Revolusi Amerika.
Melalui wawancara dan penampilan melalui tautan video dari lokasi tersembunyi, Zelenskyy berusaha untuk menggalang dukungan dunia untuk Ukraina. Ketika dia mengatakan kepada Parlemen Eropa “kami berjuang hanya untuk tanah kami dan untuk kebebasan kami,” penerjemah berjuang untuk tidak menangis.
Berbicara beberapa hari yang lalu di penggalangan dana San Francisco, Ibu Negara Amerika Serikat Jill Biden mengatakan bahwa "Saya hanya perlu menyalakan TV setiap pagi dan berdoa agar Zelenskyy masih hidup."
Beberapa penampilan Zelenskyy tampaknya dirancang untuk memberikan jaminan sederhana itu. Tak lama setelah Rusia menginvasi, dia terlihat dalam rekaman video ponsel dari jalan yang gelap di Ibu Kota Kyiv. Empat rekan yang berwajah muram terlihat berdiri di belakangnya.
"Kami semua di sini," katanya. “Tentara kami ada di sini, warga negara kami semua di sini melindungi kemerdekaan kami, dan kami akan terus melakukannya. Kemuliaan bagi para pembela Ukraina.”
Kenekadan Zelenskyy untuk tetap tinggal, bersama dengan istri dan anak-anaknya di Kyiv, adalah sebuah titik balik, kata Orysia Lutsevych, seorang peneliti dan manajer Forum Ukraina di Program Rusia dan Eurasia di Chatham House, sebuah wadah pemikir yang berbasis di London. “Orang-orang melihat dia memiliki keberanian,” katanya.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin tampak terpisah dan jauh, berbicara kepada para pembantunya melalui konferensi video atau di ujung meja yang hampir tidak masuk akal. Putin tampil dengan pidato, yang menurut Polsky, menunjukkan rasa sejarah yang diciptakan sendiri.
Kata-kata Presiden Ukraina menunjukkan campuran pembangkangan dan keputusasaan yang meningkat, dan dia tampaknya tidak takut menyudutkan pihak-pihak yang bantuannya sebetulnya dibutuhkan Ukraina.
Misalnya, Zelenskyy mengatakan kepada pejabat NATO bahwa mereka akan bertanggung jawab atas kematian warga sipil jika mereka tidak memberlakukan zona larangan terbang di atas Ukraina.
Melalui pesan-pesan itu, dia tidak hanya berbicara kepada para pemimpin NATO, tetapi langsung kepada warga yang mungkin menekan mereka untuk berbuat lebih banyak, kata Kenneth Osgood, profesor sejarah di Colorado School of Mines dan pakar propaganda dan intelijen.
Permohonan Zelenskyy tersebut mengingatkan seorang analis tentang perjalanan Benjamin Franklin ke Prancis pada 1776 untuk mendapatkan dukungan Prancis bagi Revolusi Amerika, sebuah perjalanan yang pada akhirnya terbukti sangat penting bagi sejarah.
“Seandainya Prancis tidak bergabung dalam perang pada tahun 1778, hasilnya mungkin akan berbeda,” kata Kathleen Hall Jamieson, Spesialis Komunikasi Politik dan Direktur Annenberg Public Policy Center di University of Pennsylvania.
Kepribadian, pesan, dan penyampaian pemimpin Ukraina itu saling menguatkan, kata Jamieson. “Penyampaian pesan yang ia berikan langsung ke kamera dalam jarak dekat adalah media sosial yang efektif- tanpa naskah, jelas, lugas, dan penuh dengan tekad.”
Menurut Jamieson, pesan-pesan Zelenskyy tidak semuanya memiliki dampak yang sama. Dengan mengatakan “Jangan biarkan mereka memusnahkan kita,” ini adalah kerangka yang lebih efektif daripada “menyebut KTT NATO lemah dan membingungkan.”
Jamieson mengatakan jaringan TV telah memperbesar kekuatan daya tarik Zelenskyy dengan visual yang kuat, “memberikan gambar-gambar menggugah dari bangunan yang rusak, ibu dan anak yang melarikan diri, tank Rusia yang mengancam, rak-rak toko yang kosong dan sejenisnya.” Terlebih lagi, katanya, momok kematiannya selalu membayangi.
“Penampilannya yang semakin tidak bercukur, jaket antipeluru ketika di depan umum dan pengingat berulang kepada para pemimpin dunia bahwa ini mungkin terakhir kalinya mereka melihatnya hidup, menambah kedekatan pada permohonan (bantuan)nya. ”
Pesan yang sama , mungkin terakhir kali mereka melihat Zelenskyy hidup, disampaikan kepada anggota Kongres AS melalui Zoom selama akhir pekan.
Anggota Kongres AS Mike Quigley dari Illinois mengatakan kepada ABC News bahwa dia mencatat ketika Zelenskyy berbicara. "Tenang," heroik" dan "belum pernah terjadi sebelumnya" adalah di antara kata-kata yang dia tulis. “Saya tidak berpikir Anda bisa duduk di sana dengan emosi manusia dan tidak tergerak, tidak termotivasi,” kata Quigley.
Dia mengutip perbandingan Churchill. Begitu pula dengan Andrew Roberts, penulis biografi 2018 “Churchill: Walking with Destiny.” Berbicara di podcast majalah Commentary, dia mencatat keberanian pribadi Zelenskyy dan penolakannya terhadap melebih-lebihkan.
Zelenskyy tidak memiliki kecakapan retorika yang sama seperti Churchill dalam pesan radio saat bom Jerman menghujani London, kata Osgood, pakar propaganda. “Zelenskyy jauh lebih blak-blakan, 'Ini ceritanya. Saya hanya akan memberikannya langsung kepada Anda.’ Jadi tidak ada puisi yang sama untuk itu. Namun ada keputusasaan yang sama.”
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky berbicara saat menggelar jumpa pers di Kota Kyiv (Kiev), Ukraina, Kamis (3/3/2022) waktu setempat. Volodymyr Zelensky meminta pihak Barat untuk meningkatkan bantuan militer ke Ukraina. Ia mengatakan, jika tidak, Rusia akan maju ke seluruh Eropa.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky berbicara saat menggelar jumpa pers di Kota Kyiv (Kiev), Ukraina, Kamis (3/3/2022) waktu setempat. Volodymyr Zelensky meminta pihak Barat untuk meningkatkan bantuan militer ke Ukraina.
Memang, dalam gaya, Churchill yang lebih formal dan jelas sangat berbeda. Namun mereka, kata Polsky, memiliki kesamaan, yaitu menguasai media pada zamannya.
“Churchill memanfaatkan radio dengan baik, kata-kata tertulis juga,” katanya. “Dan Zelenskyy memanfaatkan media sosial biasa dengan sangat baik. Dia berjalan di jalanan dan mengangkat ponselnya, dan dia berbicara dengan orang-orang.”
Pernyataannya yang spontan, tanpa waktu untuk mempersiapkan pidato yang panjang, menambah sifat asli dari presentasinya, katanya dan yang lainnya, dan beresonansi dengan generasi yang lebih muda.
Tidak banyak orang di Ukraina yang melihat Zelenskyy sebagai pemimpin hebat sebelum perang, kata Lutsevych, di Forum Ukraina di London. Namun, Zelenskyy kini telah menjadi suara bangsa.
“Dia memiliki kualitas pribadi, terutama peka terhadap lingkungan, untuk dapat memainkan peran yang berbeda, peka terhadap audiens,” katanya. “Dia cukup berempati sebagai seorang pemimpin.” [tum]
Sumber: VOA Indonesia