WALINKI ID | Forbes mencatat 116 orang tajir Rusia kehilangan harga hampir US$90 miliar atau Rp1.293 triliun (asumsi kurs Rp14.367 per dolar AS) sejak 16 Februari 2022 hingga 25 Februari 2022.
Semua hal yang terkait Rusia sepertinya cukup menarik saat ini. Bukan hanya soal invasi ke Ukraina, tapi juga orang-orang kaya negara beruang merah yang ikut terdampak karena sanksi ekonomi dari Amerika Serikat (AS) dan negara-negara barat.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Menyadur dari CNNIndonesia, salah satu orang kaya yang kehilangan sebagian harta adalah Vladimir Potanin.
Ia sempat mengingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa ekonomi Rusia berpotensi kembali ke 100 tahun yang lalu jika pemerintah menyita aset perusahaan yang melarikan diri dari Rusia di tengah agresi militer ke Ukraina.
Potanin sebenarnya adalah miliarder yang cukup dekat dengan Putin. Pada 2018, ia pernah berada dalam 'daftar Putin', julukan untuk dokumen yang dirilis oleh Kementerian Keuangan AS yang berisi 210 warga Rusia terkemuka yang dekat dengan Putin pada 2018 lalu.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Tak ayal, ia disebut memiliki koneksi cukup kental dengan Putin. Bahkan, Potanin sering bermain hoki bersama Putin.
Berdasarkan data Forbes, kekayaan Potanin sebesar US$18,5 miliar per 17 Maret 2022. Angka itu setara dengan Rp259 triliun dengan asumsi kurs Rp14 ribu per dolar AS.
Jumlah kekayaan Potanin anjlok 33 persen jika dibandingkan dengan akhir 2021 yang mencapai US$27 miliar atau Rp378 triliun. Ia menduduki peringkat nomor 55 sebagai orang kaya di dunia versi Forbes tahun lalu.
Mengutip dari berbagai sumber, Potanin bukan orang susah sejak kecil. Ia berasal dari keluarga komunis berpangkat tinggi.
Ayah Potanin adalah seorang diplomat. Tak heran, pria kelahiran 3 Januari 1961 ini berkuliah di fakultas hubungan ekonomi internasional di Moscow State Institute of International Relations (MGIMO).
Setelah lulus, Potanin bekerja di Kementerian Perdagangan Luar Negeri Uni Soviet pada 1983. Potanin hanya bekerja 8 tahun di pemerintahan.
Pada 1990, ia mengundurkan diri dari Kementerian Perdagangan Luar Negeri. Potanin langsung mendirikan perusahaan konglomerat Interros Company.Setelah lulus, Potanin bekerja di Kementerian Perdagangan Luar Negeri Uni Soviet pada 1983. Potanin hanya bekerja 8 tahun di pemerintahan.
Interros adalah salah satu perusahaan investasi swasta terbesar di Rusia. Perusahaan masih berdiri gagah sampai saat ini.
Tak berselang lama, Potanin mendirikan Onexim Bank dan menjadi Presiden United Export Import Bank pada 1993.
Perjalanan hidup Potanin pun semakin gemilang. Ia didapuk sebagai wakil perdana menteri pertama federasi Rusia pada 14 Agustus 1996 hingga 17 Maret 1997.
Di sela-sela ia bekerja sebagai wakil perdana menteri pertama federasi Rusia, Potanin mengakuisisi saham Norilsk Nickel pada 1995.Perjalanan hidup Potanin pun semakin gemilang. Ia didapuk sebagai wakil perdana menteri pertama Federasi Rusia pada 14 Agustus 1996 hingga 17 Maret 1997.
Norilsk adalah perusahaan nikel olahan terbesar di Rusia. Ayah tujuh anak ini memiliki lebih dari sepertiga saham perusahaan.
Proses akuisisi itu dilakukan bersama Mikhail Prokhorov dengan skema pinjaman untuk saham. Potanin dan Prokhorov menyederhanakan operasional bisnis dan mengubah Norilsk menjadi perusahaan modern.
Norilsk tercatat mengantongi pendapatan sebesar US$11,7 miliar pada 2018. Perusahaan ini menguasai hampir 22 persen produksi nikel tingkat tinggi dunia dan 40 persen dari komoditas paladium.
Sayang, kerja sama Potanin dengan Prokhorov tak berumur panjang. Mereka pecah kongsi pada 2007 karena Prokhorov terjerat kasus prostitusi.Norilsk tercatat mengantongi pendapatan sebesar US$11,7 miliar pada 2018. Perusahaan ini menguasai hampir 22 persen produksi nikel tingkat tinggi dunia dan 40 persen dari komoditas paladium.
Setelah kejadian itu, Prokhorov menawarkan 25 persen sahamnya senilai US$15 miliar di Norilsk kepada Potanin. Namun, Potanin menolak kesepakatan itu.
Hubungan Potanin dengan Prokhorov pun memburuk. Potanin bahkan menggugat Prokhorov sebesar US$29 juta atas perselisihan properti di Moskow.
Ibarat pepatah, tak ada manusia yang sempurna. Potanin boleh sukses dalam karis dan bisnisnya, tapi tidak dalam kehidupan pribadi.
Pernikahan pertama Potanin dengan Natalia Potanina kandas pada 2014 lalu. Ia dikaruniai tiga anak dari pernikahannya dengan Potanina.
Setelah bercerai, ia menikah untuk kedua kalinya dengan Ekaterina.
Namun, proses perceraian Potanin dengan Potanina bukan perkara mudah. Potanina mengajukan tuntutan hukum sebesar US$7 miliar pada 2015.
Ia mengajukan itu setelah Potanin menawarkan penyelesaian perceraian termasuk tunjangan bulanan sebesar US$250 ribu. Lalu, properti di Moskow, London, dan New York.
Hanya saja, pengajuan Potanina dibatalkan pada 2016. Ia kembali mengajukan tuntutan hukum senilai US$15 miliar, serta keuntungan dari Norilsk dan Interros.
Sayang, nasib Potanina sepertinya kurang baik. Pengadilan Moskow menolak tuntutan Potanina pada 2017 dengan alasan periode pembatasan gugatan telah berakhir.
Tak menyerah, Potanina kembali mengajukan gugatan harta gono-gini sebesar US$7 miliar pada 2019 lalu. Ia mengajukan gugatan tersebut ke pengadilan Inggris.
Potanina sengaja menggugat Potanin di pengadilan Inggris karena tak percaya dengan sistem pengadilan di Rusia. Maklum, Potanin terkenal dekat dengan Putin
Jika tuntutan Potanina dikabulkan oleh pengadilan Inggris, maka akan menjadi biaya perceraian termahal di Britania Raya. Lalu, menjadi termahal kedua setelah perceraian Jeff Bezos.
Potanin harus siap-siap kehilangan sebagian hartanya jika Potanina menang di mata hukum Inggris.
Di luar kehidupannya sebagai suami, ayah, dan pebisnis, Potanin juga punya hobi mahal. Ia gemar mengoleksi kapal pesiar mewah.
Pada 2008, ia membeli kapal pesiar Anastasia setinggi 70 kaki. Lalu, Potanin kembali membeli kapal pesiar Nirvana pada 2012.
Jika ditotal, ia menghabiskan uang hingga US$140 juta untuk membeli dua kapal pesiar itu. Namun, Potanin menjual kapal pesiar Anastasia senilai US$84 juta pada 2018 lalu. [tum]