WALINKI ID | Harga emas naik tipis pada akhir perdagangan berombak Jumat (Sabtu pagi WIB).
Hal ini karena meningkatnya kekhawatiran inflasi membantu meredam tekanan dari dolar yang lebih kuat dan imbal hasil (yields) obligasi pemerintah AS yang lebih tinggi setelah data pekerjaan AS secara mengejutkan optimis.
Baca Juga:
Tertekan Data Ekonomi AS yang Lebih Kuat, Harga Emas Jatuh 13,4 Dolar
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 3,70 dolar AS atau 0,2 persen, menjadi menetap pada 1.807,80 dolar AS per ounce. Untuk minggu ini, kontrak emas berjangka menguat 1,3 persen.
Sehari sebelumnya, Kamis (3/2/2022), emas berjangka tergelincir 6,20 dolar AS atau 0,3 persen menjadi 1.804,10 dolar AS, setelah bertambah 8,80 dolar AS atau 0,5 persen menjadi 1.810,30 dolar AS pada Rabu (2/2/2022), dan menguat 5,10 dolar AS atau 0,3 persen menjadi 1.801,50 dolar AS pada Selasa (1/2/2022).
"Kami terus melihat tekanan inflasi menumpuk dalam ekonomi. Akibatnya, ekspektasi Federal Reserve akan mengambil tindakan untuk melawannya," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Baca Juga:
Pedagang Pangkas Harga, Konsumen Buru Emas
"Namun, ini menciptakan dorongan yang kita lihat di pasar emas didukung oleh tekanan inflasi tersebut."
Lonjakan tak terduga dalam pertumbuhan lapangan pekerjaan AS pada Januari memicu kekhawatiran seputar inflasi dan membebani sentimen risiko di kalangan investor.
Pengusaha AS menambahkan 467.000 pekerjaan pada Januari, mengalahkan ekspektasi ekonom, meskipun tingkat pengangguran naik fraksional menjadi 4,0 persen dari sebelumnya 3,9 persen, Departemen Tenaga Kerja mengatakan dalam laporan penggajian non-pertanian (NFP).