WALINKI ID | Seorang jemaah haji asal Tuban, Jawa Timur (Jatim), dikabarkan mengalami luka melepuh di kedua kakinya usai kehilangan alas kaki setelah beribadah di Masjid Nabawi, Madinah.
Ketua PPIH Embarkasi Surabaya, Husnul Maram mengatakan jemaah tersebut terpaksa kembali ke hotel tanpa menggunakan alas kaki.
Baca Juga:
PPIH Aceh: Haji Asal Aceh Besar Meninggal, Total 15 Orang
"Informasi dari petugas kloter, ada jemaah kita yang kehilangan sandalnya saat keluar dari masjid. Akhirnya terpaksa jalan tanpa alas kaki sehingga telapak kakinya melepuh," kata Maram, Selasa (14/6).
Saat ini, kata Maram, suhu cuaca di tanah suci sangatlah tinggi, berkisar pada 50 derajat celsius. Ia pun mengimbau jemaah berhati-hati dan selalu menggunakan alas kaki jika keluar ruangan.
"Suhu di sana saat ini 50 derajat celcius. Jika Bapak Ibu keluar dari kamar, jangan lupa untuk memakai alas kaki, sandal ataupun sepatu. Kalau masuk masjid, sandalnya dimasukkan kresek," ujarnya.
Baca Juga:
293 Jamaah Haji Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tiba di Bandara Banjarmasin
Selain itu, Maram yang juga Kepala Kanwil Kemenag Jatim ini berpesan, agar jemaah haji memperbanyak minum air putih untuk menghindari dehidrasi.
"Misal kalau urine bapak Ibu berwarna kuning, mohon untuk tidak keluar kamar dulu. Perbanyak minum air putih dulu sampai air kencingnya bening kembali, agar tidak terjadi dehidrasi," pesan Maram.
Hingga hari ini, terang Kakanwil, telah terdapat 6.719 jemaah haji dari 15 kloter asal Jatim yang sudah bertolak menuju Madinah.
Ia lantas memberikan catatan evaluasi hingga 10 hari pertama keberangkatan jemaah Embarkasi Surabaya. Salah satunya soal barang bawaan koper dan tas tenteng jemaah haji yang akan berangkat ke tanah suci.
Berdasarkan aturan, kata Maram, tas bagasi yang dapat dibawa maksimal memuat 15 kilogram, dan tas tenteng yang dapat diisi maksimal 5 kilogram.
"Jangan sampai overweight kopernya, pasti nanti dibongkar disuruh ngeluarin barangnya, biar tidak lebih dari 15 kilogram," ujarnya.
Kelebihan muatan tersebut, tambah Kakanwil biasanya karena jemaah membawa bahan makanan seperti beras, mie instan, snack, bumbu masak secara berlebihan.
"Tadi malam, ada jemaah kloter 16 yang kopernya overweight, ternyata dalamnya ada teko sama kopi yang banyak. Akhirnya, jemaah memilih mengeluarkan tekonya daripada barang yang lain," tutur dia.
Ia juga mengingatkan jemaah yang akan berangkat haji paham aturan barang bawaan dan soal penempatannya.
"Powerbank maksimal kapasitas 20.000 mAh bisa ditempatkan di tas tenteng, jangan di koper. Sedangkan benda tajam seperti silet, gunting, pisau, alat cukur letakkan di koper besar, jangan di tas tenteng," tambahnya.
Sementara rokok yang boleh dibawa jemaah, jelas Maram, ialah maksimal 200 batang saja. Sedangkan cairan dan gel yang boleh dibawa dalam pesawat tidak boleh lebih dari 100 mililiter. [jat]