WALINKI ID I Varian baru virus corona, Omicron telah dilaporkan menyebar di 89 negara global.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menyebut bahwa kasus baru Omicron dapat meningkat dua kali lipat selama 1,5 hingga tiga hari ke depan.
Baca Juga:
Bahayakan Kesehatan, BPKN: Waspadai AMDK dengan Bromat Melebihi Batas Aman
Menyadur dari CNBC Indonesia, Senin (20/12/2021), WHO menyebut Omicron telah menyebar dengan cepat di negara-negara dengan tingkat kekebalan populasi yang tinggi.
Namun, pihaknya belum mengetahui secara jelas apakah ini didorong oleh kemampuan virus untuk menghindari kekebalan, peningkatan penularan yang melekat atau kombinasi antara keduanya.
Badan kesehatan dunia tersebut sebelumnya menetapkan varian Omicron sebagai variant of concern pada 26 November 2021, dua hari setelah varian tersebut terdeteksi di Afrika Selatan. Namun hingga saat ini diakui masih banyak yang belum diketahui tentang varian omicron, termasuk tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkannya.
Baca Juga:
Penyakit Mpox Jadi Darurat Kesehatan Global, Kenali Cara Penularannya
"Data keparahan klinis Omicron masih terbatas. Sehingga lebih banyak data diperlukan untuk memahami profil keparahan dan bagaimana tingkat keparahan dipengaruhi oleh vaksinasi dan kekebalan yang sudah ada sebelumnya", ujar WHO dalam update terbarunya.
WHO menambahkan, keterbatasan data dari varian baru asal Afrika Selatan (Afsel) tersebut membutuhkan peer-reviewed secara lebih lanjut. WHO memperingatkan bahwa dengan kasus yang meningkat begitu cepat, rumah sakit bisa kewalahan di beberapa tempat.
"Rawat inap di Inggris dan Afrika Selatan terus meningkat dan mengingat jumlah kasus yang meningkat pesat, ada kemungkinan banyak sistem perawatan kesehatan menjadi cepat kewalahan", ujar WHO.