WahanaKonsumen.com | Harga eceran bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat, tidak terkendali. Hingga Sabtu (6/11) sore sudah menembus Rp50.000 per liter. Kenaikan ini disebabkan kelangkaan di SPBU sejak Jumat (5/11).
Harga pertalite yang dijual pengecer di jalan-jalan Kota Sorong semula Rp 30.000. Harganya terus bergerak naik hingga Rp50.000/liter.
Baca Juga:
Harga Pertalite Naik Rp 3.000, Pertamina: Tunggu Arahan Pemerintah
Hamid Amaro salah seorang pengecer BBM di Jalan Malanu, Kota Sorong, mengatakan, ini adalah kesempatan mencari keuntungan lebih karena terjadi antrean di seluruh SPBU Kota Sorong. Banyak orang yang tidak mau antre di SPBU, sehingga memilih membeli di lapak pengecer.
Pria ini mengaku mendapatkan pertalite dari SPBU. Dia mengantre bersama masyarakat lain sejak pagi dan mendapatkannya menjelang siang hari.
Sementara itu, Unit Manager Communication, Relations dan CSR Regional Papua Maluku PT Pertamina Sub Holding Commercial Trading Edi Mangun saat dikonfirmasi mengatakan bahwa stok BBM di SPBU Kota Sorong sudah kembali normal.
Baca Juga:
Pemerintah Anggarkan Rp 70 T Per Tahun untuk Subsidi LPG
Dia menjelaskan bahwa kelangkaan BBM di Sorong Jumat (5/11) dikarenakan terjadinya rotasi kapal tanker pengangkut BBM milik Pertamina untuk wilayah Papua, Papua Barat, Maluku akibat cuaca buruk.
Menurut dia, pergerakan kapal dari satu titik ke titik yang lain terkendala cuaca sehingga menyebabkan keterlambatan pendistribusian. Karena itu, tim terminal pengisian BBM melakukan pengendalian stok.
Kemarin sore petugas di terminal pengisian BBM Jayapura, Wayame dan Sorong serta depot-depot lain telah berkoordinasi agar situasi kelangkaan yang terjadi dapat tersebut kembali normal.
"Kami meminta maaf atas terjadinya kelangkaan bahan bakar minyak di wilayah Sorong," katanya seperti dilansir Antara.
Edi menambahkan, kewenangan untuk menindak dan memproses hukum para pengecer BBM ini ada di tangan kepolisian dan penegak hukum lainnya sesuai undang-undang Migas. [As]