Untuk itu, Kementerian Perdagangan bersama mitra strategis lainnya bekerja sama mengembangkan dan mempromosikan modest fashion di dalam dan luar negeri melalui sebuah ekosistem yang disebut JMFW.
JMFW akan mengolaborasikan kementerian, lembaga, akademisi, desainer, asosiasi, industri fesyen, industri penunjang seperti kosmetik, aksesori, dan alas kaki, serta media.
Baca Juga:
Pemusnahan Balpres Ilegal, Mendag Busan: Tindak Tegas untuk Lindungi Pasar Domestik dan Konsumen Indonesia
“Sektor ini potensinya besar. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang luar biasa, desainer-desainer muda bertalenta. Saya percaya diri, kita bisa melakukannya, dan kita bisa tembus pasar internasional,” kata Mendag.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi menegaskan, fesyen muslim merupakan sektor industri unggulan yang diharapkan dapat menjadi lokomotif pendorong pengembangan ekosistem halal Indonesia.
“Hal ini penting untuk mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai produsen produk halal terbesar dunia pada 2024 sesuai mandat Presiden Joko Widodo,” ujar Didi.
Baca Juga:
Catat Potensi Transaksi Rp44,7 Miliar di Pameran Korea Selatan, Bayi Gurita dan Olahan Tuna Indonesia jadi Primadona
JMFW hadir sebagai bagian dari penguatan ekosistem halal nasional yang bertujuan untuk mempromosikan keunggulan produk fesyen muslim Indonesia.
“Perhelatan ini sekaligus bertujuan untuk meningkatkan daya saing fesyen muslim Indonesia di pasar internasional, termasuk menjadikan Indonesia sebagai pusat fesyen muslim dunia,” tandas Didi.
Dalam acara itu, ditampilkan peragaan busana karya Jenahara, Rosie Rahmadi, Jenna & Kaia, Itang Yunasz, Santoon, Deenay, el Abrar, DearDien by Dinda Hauw, Nibras, Monika Jufry, Fenny Saptalia, Irna Mutiara, Fomalhaut Zamel, Sofie x Rose.Ma.Lina, Lisa Fitria, dan Opie Ovie.