Ayahnya, yang bekerja sebagai nelayan, dan ibu seorang ibu rumah tangga, memaksa biaya pengobatannya di RS dibayarkan menggunakan fasilitas BPJS.
Selama dirawat, Kemensos terus mendampingi dan mendukung kebutuhan sehari-hari Azkiya, seperti memberikan bantuan nutrisi (susu, madu, biskuit dan buah-buahan), pakaian sehari-hari dan perlengkapan sekolah, termasuk berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Simeulue mengenai kondisi keluarga di Pulau Simeulue.
Baca Juga:
Kemensos Jalin Sinergitas Program dengan Kemenko Pemberdayaan Masyarakat
Adapun, Khaidir mengalami disabilitas fisik pasca kecelakaan 3 tahun lalu. Ia mengalami patah tulang pada kaki, namun perawatannya tidak berlanjut lantaran terbentur persoalan biaya.
Sehari-harinya, ia beraktifitas menggunakan kedua tangannya dengan cara merangkak. Saat ini, ia tinggal seorang diri di rumah tidak layak huni berdinding batu bata, berlantai semen yang telah rusak dan beratap kayu lapuk.
Dalam merespon kasus yang dialami Khaidir, Kemensos berkoordinasi dengan Puskesmas setempat dan Dinas Sosial Aceh Utara untuk dilakukan rontgen dan pelepasan pen yang masih ada di kaki Khaidir. Ini dilakukan agar Khaidir tidak perlu terlalu bergantung pada orang lain.
Baca Juga:
Mensos Ajak Warga Ambon Hayati dan Maknai Lagu "Syukur" Ciptaan Husein Mutahar
Kemensos berkomitmen terus mendampingi proses operasi hingga pasca operasi, serta proses pelatihan penguatan untuk kedua kaki Khaidir.
Tak berhenti sampai di situ, Kemensos juga tengah mengupayakan agar Khaidir mendapat bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) agar ia bisa tinggal dengan aman dan nyaman segera setelah dilakukan operasi. [JP]