Forum Strategi Pengembangan Ekspor di Marketing Point Entikong dirangkai dengan kegiatan penjajakan kesepakatan bisnis (business matching) antara pelaku usaha Indonesia dan Malaysia.
“Ini merupakan business matching yang pertama kali diadakan di wilayah perbatasan. Diharapkan ini menjadi pembuka untuk kegiatan promosi ekspor selanjutnya di PLBN, sehingga dapat meningkatkan peluang ekspor kita melalui wilayah perbatasan," tambah Marolop.
Baca Juga:
Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kemendag: Pada 2025, Ekspor Perlu Tumbuh 7-10 Persen
Pada business matching ini,sebanyak 25 pelaku usaha Indonesia dipertemukan dengan pembeli asal Serawak Malaysia. Kegiatan business matching pada acara ini diutamakan untuk produk perawatan kulit dan kosmetik, arang, farmasi, pakaian dalam, pupuk alami, produk ramah lingkungan, dan barang konsumsi sehari-hari.
Acara ini juga dihadiri pelaku usaha dari Kalimantan Barat, khususnya dari Kabupaten Sanggau, Entikong. Adapun pelaku usaha yang hadir antara lain perwakilan PT Evogaia Karya, PT Pramudita Darya Parma, PT Ultra Prima Abadi (OT Group), PT Cantik Anugerah Pesona, PT Mahkota Riebisi, PT Kimia Farma Tbk, dan PT Haigo Mitra Indonesia yang langsung terbang dari Jakarta.
Pada periode Januari-September 2022, ekspor nonmigas Provinsi Kalimantan Barat mencapai USD 2,36 miliar atau meningkat sebesar 58,52 persen dibandingkan periode yang sama tahun Sebelumnya yang tercatat sebesar USD 1,49 miliar.
Baca Juga:
Cumi Beku dan Produk Rumput Laut Indonesia Jadi Primadona di Pameran Boga Bahari Korea Selatan
Dalam lima tahun terakhir (2017-2021), ekspor nonmigas Provinsi Kalimantan Barat menunjukkan peningkatan sebesar 13,67 persen setiap tahunnya. Produk ekspor unggulan Provinsi Kalimantan Barat pada 2021 diantaranya adalah lemak dan minyak hewan, bijih, kerak abu logam dan aluminium oksida. [JP]